Title : Let
Me Go
Author: Santi Aprilliani
Genre : Mistery, rommance
Rate : AG
Length: 3 of 3
Cast : Jung Ha
Mun (fiction)
Kim Young Woon as Kangin
Kim Hee Chul as Jung Hee Chul (Oppa Ha Mun)
Other Super Junior member
Disclaimer : Tak ada
kata menjiplak, jadi FF ini adalah hasil olah pikir otak saya yang rada
bermasalah karena terlalu banyak berimajinasi. Apalah.
Tok tok tok...
Hy readersdeul. Akhirnya saya
bisa berhasil menyelesaikan FF ini hingga tak terbengkalai. Banyak FF project
dalam kompi yang terbengkalai. Tapi yang udah di publish, kebanyakan bisa ampek
selesai kok. ^^ Keep RCL. HAPPY READING
!!!
13131313131313131313
Author POV
“Kau membuatku malu oppa.
Kenapa kau cerewet sekali. Sebenarnya yang hamil aku atau kau,” Ha Mun
menggerutu saat memasuki rumahnya. Di belakangnya, Heechul terengah-engah
menyusulnya. Lagkah Ha
Mun terhenti saat dia mendapati semua member super
junior berkumpul di ruang tamu kecuali Yesung dan Ryeowook.
“Ha Mun ah, kau sudah pulang,”
sapa Eeteuk. Ha Mun hanya mengedikkan bahu bingung. Tiba-tiba Eeteuk
mengeluarkan buku kusam dan menyodorkannya di depan Ha Mun. sontak mata Ha Mun
membulat.
“Apa yang kalian lakukan?
Lancang. Kalian pikir kalian sekarang tinggal dimana? Kembalikan buku milikku,”
tangan Ha Mun berusaha meraih buku itu. Namun Eeteuk lebih cepat menarik buku
itu. Mata Ha Mun memerah karena marah. Sebenarnya dia lebih takut jika semua
yang di simpannya akan terbongkar.
“Park Jung Soo, kembalikan
milikku,” kali ini suara Ha Mun lebih keras.
“Siapa yang mengajarimu
bersikap tak sopan seperti ini?” bentak Heechul pada dongsaengnya.
“Aku akan mengembalikan buku
ini kalau kau sudah menjelaskan padaku buku apa ini,” kata Eeteuk tajam.
“Kau pikir kau siapa? Buat apa
aku harus menjelaskan hal konyol padamu. Serahkan bukuku padaku. Dan lagi, kau
sangat tak berhak untuk masuk ke kamarku sembarangan,” kali ini bulir-bulir
airmata Ha Mun sudah runtuh mengiringi luapan kemarahannya.
“Kenapa? Kau takut ketahuan.
Kami sudah tau Ha Mun ah. Kami tau siapa yang ada bersamamu. Kenapa kau lakukan
tindakan bodoh seperti ini. Kenapa kau memanggil Kangin. Apa kau tak pernah
memikirkan apa yang akan terjadi nanti,” Eeteuk berdiri menyejajari Ha Mun.
“Apa peduli kalian? Kalian tak
punya secuil hak pun atas apa yang kulakukan. Urus saja urusan kalian. Kalian
tau, Kangin oppa bahagia karena dia bisa tetap bersamaku. Kenapa kalian tak
terima hah? Wae? Wae?” Ha Mun terus meluapkan seluruh emosi yang telah dia
pendam. Rasa frustasi dan depresi yang selama ini dia tutup rapi.
“Kau salah Ha Mun ah. Dia sama
sekali tak bahagia. Dia menderita,” refleks semua menoleh ke sumber suara.
Terlihat Yesung yang dipapah Ryeowook.
“Kau mau apalagi Kim Jong Woon,”
teriak Ha Mun.
“Kalau kau pikir Kangin
bahagia karena ada di sini, kau salah. Dia sangat menderita ada di sini. Kau
harus bisa melepasnya,” kata Yesung lemah.
“Kau..... achhh...” Ha Mun
memegangi perutnya dan terduduk di lantai. “Oppa jebal, nomu appo. Akkhh...”
Cairan merah meluruh di
sepanjang kaki Ha Mun. Kontan saja semua panik.
“Ha Mun ah, gwaenchana? Ada
apa denganmu?” Heechul meraih kepala Ha Mun yang terus-terusan memegangi
perutnya. “Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian diam saja. Cepat siapkan
mobil.”
Bergegas mereka membawa Ha Mun
ke rumah sakit.
---------------
“Dia baik-baik saja. Yang dia
butuhkan hanyalah istirahat. Jangan biarkan dia stress, karena itu akan memicu
pendarahan lagi. Dia juga butuh makanan yang bergizi untuk pertumbuhan janin
dalam kandungannya,” kata seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan Ha
Mun. Semua membungkuk dan berterimakasih pada dokter tersebut. Mereka bernapas
lega. Dokter dengan jas putih dan stetoskop yang tergantung di sakunya itu
pergi meninggalkan keduabelas namja yang tengah terdiam dengan pikiran
masing-masing.
‘Cklek’
“Oppa”
Serentak semua menolehkan
kepala ke arah pintu ruangan Ha Mun. Ha Mun tersenyum dengan raut wajah pucat.
“Aku ingin berbicara dengan Yesung
oppa. Bisakah?” kata Ha Mun lirih.
“Waeyo?” sahut Yesung bingung.
Tapi Ha Mun tak mengindahkan kebingungan Yesung. Dia langsung menghilang ke
dalam kamarnya. Yesung mengedikkan bahunya dan menoleh pada Heechul seakan
bertanya ‘Apa yang harus aku lakukan’.
“Masuklah” ucap Heechul
diiringi senyum kecil. Dengan ragu, Yesung melangkah masuk ke ruangan Ha Mun. Yesung
melihat Ha Mun tengah duduk bersandar di ranjang rumah sakit. Selang infus
terpasang rapi di tangannya. Rambut gelombangnya sedikit berantakan. Langkah
kecil Yesung seakan memecah kesunyian yang tercipta dalam ruangan itu.
“Oppa, darimana oppa tau kalau
di rumahku ada Kangin oppa,” ucap Ha Mun pelan tanpa menatap lawan bicaranya. Yesung
mendekati Ha Mun dan duduk di samping ranjangnya. Tangannya dia lipat di dada.
Matanya tak lepas menatap lekuk wajah sendu yeoja yang telah dia anggap
dongsaengnya.
“Jika aku bilang kalau aku
punya bakat untuk mendeteksi serta berkomunikasi dengan roh, apa kau akan
percaya? Ya Ha Mun ah, aku bisa merasakan arwah. Mungkin kalian biasa
menganggapnya sebagai indra keenam,” Yesung tersenyum kecil, tapi beberapa saat
kemudian senyumnya hilang berubah dengan kesedihan. “Ha Mun ah, kenapa kau
menahan Kangin di dunia ini? Apa kau tak tau kalau dia sangat menderita.”
“Mianhae oppa. Aku yeoja
lemah. Aku tak tau jika semua menjadi di luar dugaanku. Aku benar-benar tak
bisa melepasnya oppa. Melepasnya sama dengan membunuhku oppa. Aku tak tau buku
itu darimana. Yang jelas, buku itu sudah membuatku kembali bersama Kangin
oppa,” setetes cairan bening merembes di pipi langsat Ha Mun.
“Kau salah Jung Ha Mun, ah ani
Kim Ha Mun. Kangin akan menghilang jika dia terus berada di sini. Kau sama saja
membunuhnya jika tetap menahannya,” kali ini ucapan Yesung naik satu oktaf
dipenuhi ketegasan. Ha Mun kaku di tempatnya, mencerna apa yang baru saja dia
dengar.
“Apa maksudmu oppa? Aku
membunuhnya? Itu tidak masuk akal,” sanggah Ha Mun cepat.
“Kau tau, tadi saat kau pergi
dengan Heechul hyung, aku berkomunikasi dengan Kangin. Kesedihan yang
dipancarkan arwahnya menekanku kuat hingga membuatku nyaris pingsan. Dia
berkata padaku jika dia tak segera kembali dalam 3 hari ini, arwahnya akan
lenyap. Itu artinya kau tak akan pernah menemuinya. Di dunia ini ataupun di
dunia arwah. Apa kau akan tetap membiarkan arwahnya menghilang tanpa jejak
begitu saja? Apa kau tak ingin bertemu kembali dengannya jika nanti kau sudah
ada di dunia yang sama dengannya? Kau pasti tak ingin dia lenyap kan. Kau harus
ingat, kami kehilangan dia sama besarnya denganmu. Dia adalah saudara kami.
Dongsaeng dan hyung kami. Kau jangan menganggap kami tidak terluka,” Yesung
kembali diam. Keheningan menguasai ruangan itu seakan berlomba dengan detakan
jarum jam dinding.
“Oppa, aku ingin sendiri.
Semua terlalu berat untukku,” bisik Ha Mun lirih. Yesung menatap sejenak yeoja
yang terlihat sangat kusut di depannya. Yesung mengangguk kecil.
0o0
Yesung POV
Hari ini Ha Mun akhirnya bisa
keluar dari rumah sakit. Kami lega karena Ha Mun telah bisa menerima kenyataan
tentang Kangin. Dia bersedia mengembalikan Kangin. Hari ini tepat hari ketiga
seperti yang telah diucapkan Kangin kemarin. Ha Mun mengenggam bukunya dengan
erat. Kami bersama-sama masuk ke kamar Ha Mun untuk menemui Kangin. *bayangin
14 orang ada dalam satu kamar, kekekeke*
“Oppa”
Kami kaget saat Ha Mun
menjerit dan berkeliling kamar seperti mencari sesuatu. Dia menyibak selimut,
gorden, melongok ke bawah kolong dan kamar mandi. Wajahnya seketika pucat dan
penuh rasa ketakutan.
“Waeyo Ha Mun ah” Heechul
hyung memegang lengan Ha Mun berusaha menyadarkannya.
“Oppa.... Kangin oppa hilang.
Aku tak bisa melihatnya. Biasanya aku bisa langsung melihatnya. Apa dia...
andweeee...” Ha Mun terisak di dada bidang Heechul hyung.
‘Deg’
Aish, anak ini belum pergi.
Aku bisa merasakan kalau dia masih di sini, tapi arwahnya sangat lemah.
“Dia belum pergi. Kangin masih
di sini. Teuki hyung, jebal jangan ganggu konsentrasiku seperti kemarin. Siwon
ah, Shindong ah, tolong kalian tahan Teuki hyung. Jika nanti aku pingsan,
kalian jangan panik. Arra,” aku hendak menutup mataku saat tangan Teuki hyung
meraih kasar kerah bajuku. Dia menatapku penuh dengan luapan emosi atau......
kecemasan?? Entahlah, aku tak bisa membedakannya.
“Kau gila. Kita cari jalan
keluarnya. Kau ingin mati huh? Kita akan keluar, dengan begitu kau akan tetap
sadar,” Siwon dan Shindong menarik tubuh Teuki hyung. Mereka melakukan tugasnya
dengan baik.
“Ani hyung. Firasatku
mengatakan kalian harus tetap di sini. Aku tak apa-apa. Tenang saja hyung. Ini
tak akan membunuhku. Ini semua demi Kangin. Apa hyung tak sayang padanya,” aku
tersenyum kecut. Rontaan Teuki hyung sedikit mereda. Aku menoleh pada Sungmin
dan Kyuhyun. “Kalian berdua, jangan pernah biarkan aku jatuh. Ryeowook ah, aku
yakin kau tau apa yang harus kau lakukan.”
Aku tau yang kulakukan ini
adalah hal gila. Meski tekanan roh Kangin tak sekuat kemarin, tapi di sini
terlalu banyak orang, ini pasti akan sangat sulit. Aku hanya mengandalkan
kenekatan saja. kututup mataku dan mulai mengontak Kangin. Begitu sudah
berkontak dengan roh, aku tak akan mendengar apa yang ada di dunia nyata.
‘Kangin
ah, aku tau kau masih ada di sini’
‘Hyung,
aku sekarang lemah’
‘Wae?
Apakah masih ada waktu?’
‘Tinggal
sedikit hyung. Hyung, maukah kau membantuku menyampaikan sesuatu pada mereka?’
‘Apa
itu?’
‘Sampaikan
permintaan maafku pada hyungdeul dan dongsaengdeul’
Aku menghela napas, ini
artinya aku harus memecah konsentrasi. Sebenarnya kalau boleh jujur, memecah
konsentrasi akan membuat tenagaku semakin lemah, tapi ini harus kulakukan. Saat
konsentrasiku kembali ke dunia nyata, aku mendengar suara ribut Teuki hyung dan
isakan Ha Mun.
“Kangin minta maaf pada kalian
semua,” kataku cepat.
“Ne Kangin ah, kami semua
memaafkanmu,” yang kutau itu adalah suara Hankyung hyung. Aku buru-buru kembali
konsentrasi pada roh Kangin.
‘Kau
sudah dengar itu?’
‘Ne
hyung. Gomawo’
‘Jadi,
apa kau akan kembali sekarang?’
‘Kalau
Ha Mun bisa melepasku’
Aku mulai terhuyung. Tapi aku
merasa ada yang menopang tubuhku dan memegang erat bahuku. Philtrumku seperti
ada yang mengusap. Sepertinya mereka melakukan apa yang kukatakan tadi.
‘Hyung,
sampaikan pada istriku bahwa aku sangat mencintainya. Sangat sangat
mencintainya. Katakan padanya untuk merawat bayinya’
‘Ne’
Kupecah lagi konsentrasiku.
Baru kusadari sekarang kalau Teuki hyung kini tengah berteriak-teriak. Dan
apakah ini suara tangisan Ryeowook? Kenapa dia ikut menangis.
“Ha Mun ah, Kangin sangat
mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu. Dia ingin kau menjaga bayinya dengan
baik. Jebal, relakan dia Ha Mun ah”
Aku kembali konsentrasi pada Kangin.
Kurasakan jantungku mulai sakit. Aish, sial. Tubuhku juga melemas dan aku luruh
ke lantai. Tapi aku tetap mencoba untuk berkonsentrasi mengingat ini belum
berakhir.
‘Hyung,
waktuku hampir habis’
“Jebal Ha Mun ah, relakan Kangin.
Tulis di buku itu dan relakan dia,” aku merasa suaraku terdengar lirih. Aku
sudah hampir menyerah. Energiku disedot sampai jantungku berdenyut nyeri tak
terkendali. Berkali-kali kurasakan philtrumku di usap. Aku juga merasa ada yang
menggoyang tubuhku dengan keras. Tapi aku tak sanggup memutuskan komunikasi ini
karena aku terlalu lemah. Jebal Ha Mun ah, akhiri semua ini. Aku hanya bisa
bergantung padamu. Jika kau terlalu lama, aku akan mati. Aku benar-benar sudah
menyerah untuk memutuskan komunikasi roh ini.
‘Hyung,
gomawo untuk semuanya. Aku akan pergi. Kumohon jagalah bayiku. Aku menyayangi
kalian semua’
‘Ne
Kangin ah, jagalah dirimu di sana’
Roh Kangin mulai menjauh.
Sedikit demi sedikit tekanan rohnya mulai menghilang. Kurasakan jantungku
seperti hendak meledak. Aku tak sanggup lagi untuk bangun. Teuki hyung,
mianhae.
0o0
Author POV
Yesung mulai memejamkan
matanya. Sementara Eeteuk tetap meronta dan berteriak karena menurutnya ini
sangat berbahaya.
“Kalian gila? Lepaskan aku.
Dia bisa mati. Dia ini kenapa nekat sekali,” Eeteuk terus meronta dari pegangan
Shindong dan Siwon. Tapi apa daya, tenaga dua orang itu terlalu besar hingga Eeteuk
tak bisa lepas sedikitpun. “Yaa, kalian sudah gila? Lepaskan aku.”
Semua memilih diam. Yang ada
hanyalah teriakan Eeteuk dan isakan kecil Ha Mun yang menangis di dada Heechul.
“Kangin minta maaf pada kalian
semua,” sebuah kalimat akhirnya meluncur dari mulut Yesung setelah dia terdiam
cukup lama.
“Ne Kangin ah, kami semua
memaafkanmu,” ucap Hankyung cepat. Dia ingin semua ini cepat berakhir. Dia tak
ingin ada dongsaengnya yang terluka kembali.
Yesung kembali diam. Beberapa
saat kemudian Yesung mulai terhuyung dan hampir jatuh. Dengan cekatan Kyuhyun
menahan tubuh Yesung dari belakang dibantu juga oleh Sungmin. Darah mulai
keluar dari hidung Yesung.
“Ryeowookie, hidungnya,” kata Sungmin
yang membuat Ryeowook sedikit terlonjak. Dengan cepat Ryeowook mengelap
philtrum Yesung. Raut kecemasan tergambar jelas di wajah Ryeowook.
“Hyung, cepatlah kumohon,”
kini Ryeowook mulai menangis melihat hyung kesayangannya tak juga mengakhiri
apa yang dia lakukan.
“Kalian gila, cepat akhiri
semua ini. Bangunkan Yesung. KIM JONG WOON AKU AKAN MEMBUNUHMU KALAU KAU TAK
JUGA MENGAKHIRI KENEKATANMU,” Eeteuk berteriak frustasi. Rontaan Eeteuk kembali
menguat hingga donghae harus membantu Siwon dan Shindong menahannya.
“Ha Mun ah, Kangin sangat
mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu. Dia ingin kau menjaga bayinya dengan
baik. Jebal, relakan dia,” suara Yesung kembali terdengar. Tapi kali ini dengan
sedikit serak. Ha Mun hanya bisa menangis menahan perih.
Tiba-tiba tangan kiri Yesung
menekan dadanya. Dia terduduk di lantai. Berat tubuhnya kini meluruh ke lantai,
membuat Kyuhyun dan Sungmin yang menopangnya menjadi kewalahan dan akhirnya
ikut duduk di lantai. Darah yang keluar dari hidung Yesung mulai menderas.
“Jebal Ha Mun ah, relakan Kangin.
Tulis di buku itu dan relakan dia,” kali ini suara Yesung benar-benar sudah
mengecil.
“Noona, kami mohon. Demi Kangin
hyung dan Yesung hyung,” kata Kibum seraya menyodorkan buku penyebab semua
masalah ini terjadi. Dengan masih menangis, Ha Mun menerima buku itu.
“Hyung, ireona. Cukup semua
ini. Kau terlalu nekat,” Ryeowook yang melarang semuanya untuk mengganggu Yesung,
kini dia sendiri yang menggoyang tubuh Yesung. “Hyung, bangunlah. Yesung hyung
tidak pernah seperti ini. Hyung, kau terlalu nekat. Omona, Yesung hyung
hentikan. Darahmu terlalu banyak keluar. Kau bisa mati. Hyung, ireona.”
Seketika semua menjadi panik
mendengar apa yang dikatakan Ryeowook. Sekarang mereka seakan berlomba
membangunkan Yesung. Namun apa daya, yang dibangunkan tak bergeming dari
posisinya-tangan tetap terangkat seakan berusaha menangkap sesuatu dengan mata
terpejam sempurna-. Sementara darah yang keluar dari hidung Yesung tak
menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Kini tisu merah sudah berserakan di
lantai.
‘Kembalikan
Kim Young Woon ke dunianya. Aku merelakannya.’
Dengan bimbingan Heechul, Ha
Mun menulis kembali kalimat permohonan di buku itu-dengan menangis keras-. Di
saat sapuan tinta pada lembaran kertas kusam berakhir, tangan Yesung perlahan
terkulai lemas. Dia tak juga membuka matanya. Dia hanya diam tak menyahut
orang-orang yang tengah membangunkannya.
“Siapkan mobil. Kita harus
membawanya ke rumah sakit,” perintah Siwon cepat.
----------
“Dia telah melewati masa
kritisnya. Tadi dia sempat mengalami pendarahan dalam. Tapi kami sudah
menghentikannya dan mengeluarkan darah yang keluar di dalam tubuhnya. Kalian
bisa menengoknya, tapi jangan biarkan dia banyak bergerak. Luka dalam tubuhnya
bisa berdarah kembali,” ucap uisanim yang di sambut anggukan kepala dari
kesebelas namja dan 1 yeoja tersebut.
Setelah uisanim pergi, mereka
bergegas masuk ke ruang VVIP dengan nomor 122 tersebut. Saat mereka masuk, Yesung
tengah memandangi selang infus yang ada di tangannya. Yesung menoleh saat
mendengar suara pintu di buka. Dia melempar senyum menenangkan pada mereka.
“Yaa, kenapa dengan mata
kalian? Siapa yang berkelahi? Aish, sepertinya aku melewatkan sesuatu. Ryeowook
ah, kau jelek sekali dengan mata lebam seperti itu. Apa kau baru saja dipukul,”
tanpa menjawab apapun yang dikatakan oleh Yesung, Ryeowook memeluk Yesung erat
dan menangis dengan keras.
“Hyung, kenapa kau nekat
sekali tadi. Aku sangat takut tadi. Kenapa kau melakukan hal bodoh seperti
tadi? Apa kau ingin kami semua mati karena cemas?” kata Ryeowook di sela-sela
tangisannya.
“Aigoo~~ Gwaenchana Ryeowook
ah. Aku masih hidup kan sampai sekarang. Kangin sudah pergi dengan tenang. Dia
bilang, kita harus menjaga anak yang tengah dikandung Ha Mun. Hey, berhenti
menangis Ryeowookk ah,” Yesung yang kini sudah terduduk, memegang bahu Ryeowook
yang masih saja terisak kecil. Yesung benar-benar menyayangi dongsaengnya yang
satu ini.
‘Pletak’
Sebuah jitakan mendarat mulus
di kepala besar Yesung.
“Appo hyung,” Yesung mengelus
pelan puncak kepalanya yang terkena jitakan Eeteuk.
“Kalau kau melakukan hal
seperti tadi, maka aku tak segan-segan membunuhmu sebelum kau sempat meneteskan
darah dari hidungmu. Kau mengerti Kim Jong Woon,” ucapan Eeteuk dipenuhi tanda
deathglare. Yesung hanya tersenyum kecut mendengar pengakuan dari hyung yang
paling dia hormati tersebut. Dalam pikirannya, kembali berkelebat saat Kangin
mengucapkan selamat tinggal tadi. Matanya menerawang berusaha mencari
keberadaan roh Kangin meski dia tau ini akan sia-sia. Dia hanya merasa ada satu
bagian yang melompong dalam hatinya.
-------------
-6 months later-
Dua belas namja dan satu yeoja
dengan perut membesar, tengah terdiam memandangi nisan batu di depannya. Mereka
berdiri mengelilingi batu nisan tersebut. Mereka berusaha menghirup hawa sejuk pemakaman
yang menenangkan *atau menyeramkan?*
Ha Mun meletakkan satu tangkai
bungan mawar putih di atas makam bertanda ‘Kim Young Woon’ itu.
“Yeobo, satu bulan lagi bayi kita akan lahir. Aku
sudah tak sabar menantinya. Kau tau, dari hasil pemeriksaan, akan ada raccoon
kecil yang menemaniku nanti. Kuharap dia akan tampan dan kuat seperti appanya,”
semua tersenyum kecil mendengar apa yang terucap dari mulut Ha Mun.
‘Brugh’
Siwon kaget saat tiba-tiba Yesung
menubruknya dengan mata terpejam dan terangkat. Semua mendadak panik.
“Yaa, jangan mulai. Kau masih
ingat peringatanku? Cepat bangun. Jangan kau teruskan,” Eeteuk menggoyang tubuh
Yesung yang kini bersandar pada Siwon.
“Hyung, Kangin ada di sini,”
bisik Yesung lirih.
END
Hoaaaaaaa...... akhirnya ni FF
kelar juga. Aku geli sendiri dengan fantasiku. Bagaimana readersdeul. Mianhae
jika membosankan. Aku hanya mencoba yang terbaik, ceilah cuit cuit....
Seperti biasa, RCL. Kekekeke. Request
FF boleh, asal dari fandom Suju atau FT Island. Kekeke.
Gomawo readersdeul yang uda
baca, like, dan komen. Sampai jumpa di FF selanjutnya. Keep Writing and Reading.
\^.^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar