Annyeong readers.......
Author comeback setelah beberapa waktu absen. Author sedang
kurang sehat dan mesti rawat inap #plak,gaknanyathor#. Author comeback dengan
membawa seperangkat FF SJ Couple. Ini adalah FF SJ Couple yang keempat. Setelah
KyuCin couple, YeClaud couple, dan EunKyung couple. Sekarang author bawa FF
SungMi couple. #thor,udahannarasinya#. Ya udah, nyok baca sama-sama. Don’t
Bash, Don’t copycat. Don’t forget RCL. Happy Reading.
Title : Memorize
Of Bear’s Song
Author : Santi Aprilliani
Genre : Rommance, Friendship, Family
Rate : PG 14
Cast : Lee Sungmin
as himself
Author as Choi Hye mi
Lee Seung Gi as Dokter Kim
All SJ
member
Disclaimer : All Super Junior milik Tuhan, Orangtua, SMEnt, dan ELF. But this story is mine.
Sungmin POV
Bau khas rumah sakit menyengat hidungku. Kupandangi 3 orang
di depanku. Tukie hyung, Eunhyuk serta Kyu. Hari ini Hyekyung, yeojachingunya
Hyukkie keluar dari rumah sakit. Berhubung kami bertiga sedang free, maka kami
putuskan untuk menemani Eunhyuk menjemput yeojanya. Kami memasuki kamar tempat
Hyekyung di rawat. Nampaknya dia telah siap untuk pulang. Syukurlah dia bisa
mendapat donor sunsum. Jadi dia bisa bertahan. Tak tau bagaimana jika hal itu
tak terjadi, dapat dipastikan dongsaengku akan sangat sedih.
2 dongsaengku telah memiliki yeoja, 1 hyungku juga. Aku juga
ingin ada seseorang yang bisa kuajak berbagi. Aku ingin bisa bermanja dengan
seorang yeoja. Tapi tiap aku mencoba untuk mendekati seorang yeoja, pasti
gagal. Hatiku masih belum siap untuk menggantikan kedudukan cheossarangku
dengan yang lain.
“Kamu sudah siap? Ayo kita pulang, palli.”, kata leader kami.
Mungkin dia sudah tak tahan dengan bau obat yang menyengat ini. Sama sepertiku.
“Chakkaman oppa. Kita tunggu dokternya terlebih dahulu. Dia
masih mengambil resepnya untukku.”, Hyekyung buru-buru berkata.
Seseorang masuk. Aku sangat kaget sampai-sampai jantungku mau
keluar rasanya. Seorang yeoja masuk ke kamar Hyekyung. Seorang yeoja yang
pernah mengisi hatiku selama 3 tahun, yah waktu SMA dulu. Aku terdiam.
“Aah Hyekyung-ssi inikah namjamu? Wah beruntung sekali kamu
bisa berpacaran dengan seorang idola. Hahaha.”, katanya. Tawanya masih sama
dengan yang dulu. Lesung pipitnya tetap ada. Dia masih benar-benar sama dengan
yang dulu. Dia menyerahkan resepnya pada Hyekyung dan menyalami kami satu
persatu (emank ada ya disana?). Dia terkejut saat melihatku.
“Nama saya Lee Sungmin. Senang bertemu dengan anda.”, aku
buru-buru bicara begitu. Aku tak mau membuka luka lamaku. Meskipun aku
mencintainya, tapi rasa bencikupun juga sama besarnya. Dia bingung melihatku
bicara seperti itu. Tapi dia hanya terdiam.
“Hyekyung a, sini biar kubeli obatnya.”, kuminta resep tadi
dan aku buru-buru keluar. Tak kupedulikan panggilan yang lain. Bergegas aku ke
apotek. Setelah aku ke apotek, aku buru-buru masuk ke mobil yang kami tumpangi
tadi.
“Hyung, kutunggu di
mobil. Aku terlalu capek untuk kembali kesana.”
Kukirim pesan singkat pada Teuki hyung. Kupejamkan mataku.
Terbayang hari di 7 tahun silam.
FLASHBACK
“Kita akhiri saja hubungan kita !!”, kata Hyemi. Aku
tersedak. Kupandangi dirinya.
“Mwo? Jangan bercanda. Aku tak suka.”, kataku.
“Aku tak bercanda Lee Sungmin. Aku ingin hubungan kita
berakhir.”, katanya sambil menundukkan wajahnya.
“Ada masalah apa? Kenapa kamu tak berkata padaku. Aku minta
maaf atas semua kesalahanku padamu. Tapi kumohon jangan akhiri hubungan kita
ini.”, kataku. Kali ini aku berbicara dengan serius. Mana mungkin aku
mengakhiri hubungan yang telah 3 tahun kami jalani.
“Tidak bisa Lee Sungmin. Aku harus pergi. Lupakan aku.”, dia
berdiri. Dia menyerahkan cincinnya padaku. Dia berlari pergi meninggalkanku.
Aku hanya terdiam. Langit malam yang cerah serta bintang yang berkelip seakan
menertawakanku.
FLASBACK OFF
0o0
Hyemi POV
Aku tau dia adalah idola. Aku tau bahwa namja Hyekyung adalah
temannya di grup SuJu. Aku selama ini terus melihatnya di layar kaca. Kadang
aku juga diam-diam melihat konsernya. Aku hanya bisa mencintainya dari jauh.
“CINTA?” apakah aku pantas untuk mencintainya? Apakah aku masih pantas
mengharapkan di sisinya. Sedang aku telah melukai hatinya.
Meskipun aku tau Hyekyung memiliki namja member SuJu, tapi
aku tak pernah menduga akan bertemu dengan Sungmin di sini. Dia sepertinya
masih marah padaku. Dia pura-pura tak mengenalku. Aku tau itu. Mungkin dia tak
mau membuka masa lalu kami. Aku sungguh sedih.
Aku mengantarkan Hyekyung sampai dia masuk ke dalam mobil.
Aku tau dia disana, dan dia tak mau menemuiku. Tapi ya sudahlah.
“Jika ada apa-apa atau jika ingin ada yang ditanyakan, kamu
bisa menghubungiku di nomor tadi.”, kataku pada mereka. Mereka membungkuk dan
masuk ke dalam mobil.
Aku menghela nafas. Kupandangi gantungan HP milikku. Aku
masih menyimpannya Sungmin ah. Taukah kamu?
0o0
Sungmin POV
Kurebahkan diriku ke kasur. Sangat melelahkan.
“Hyung, anemiamu kambuh kembali?”, evilKyu yang berbagi kamar
denganku duduk di sampingku.
Aku terbangun.
“Ani, gwaenchana. Aku ingin ke kamar Shindong dulu.”, disaat
seperti ini aku butuh shindong. Dia adalah orang yang kupercaya. Mungkin karena
umur kami yang sepadan, makanya aku merasa nyaman jika bersama dia.
“Shindong hyung.”, panggilku.
“Wae?”
Aku masuk ke kamarnya. Kurebut makanan yang tengah
dimakannya.
“Yaa, apa yang kau lakukan.”, katanya.
“Hyung. Kau masih ingat dengan Hyemi?”, kataku tak peduli
padanya.
“Hyemi? Cheossarangmu? Ya, ada apa? Kembalikan makananku.”,
katanya masih berusaha merebut makanannya kembali. Tak tega melihat wajahnya
yang memelas, akupun menyerahkan makanannya.
“Iya hyung. Aku bertemu dengannya hyung.”, kupandangi dirinya
yang kembali berkutat dengan makanan. Huh pantas saja Wookie bilang aku gendut,
ini semua gara-gara Shindong hyung. Aku jadi ketularan gendut.
“Jinja?”, dia memandangku.
“Ne, dia sekarang telah menjadi dokter. Dan kamu tau hyung,
dia dokternya Hyekyung.”, kupandangi makanan yang tengah dimakan hyungku. Aduh
aku jadi lapar.
“Hyekyung? Yeojachingunya Eunhyuk?”, katanya kembali. Aku
beranjak berdiri. “Yaa, kau mau kemana?”
“Iya yeojanya Hyukkie. Aku lapar hyung. Hyung bisakah aku
kembali padanya?”, kataku sebelum meninggalkan kamarnya.
“Mwo? Jangan jika itu akan menyakitimu.”, katanya kembali.
Aku keluar dari kamarnya.
“WOOKIE AH, buatkan aku makanan donk.”
0o0
Sungmin POV
Kukeluarkan barang-barang di laciku. Kenapa yang ada warna
Pink. Kubuka lemariku. Kenapa banyak baju pink. Aku bisa frustasi. Tapi aku tak
pernah bisa menjauhkan warna Pink itu dariku. Mungkin itu sebabnya aku sulit
melupakannya. Ya, Pink adalah warna favorit Hyemi. Dia menggilai warna Pink.
Dulu aku seperti Teuki hyung yang menyukai warna putih. Tapi itu tak berlaku
lagi semenjak seorang yeoja bernama Choi Hye Mi meninggalkanku. Aku selalu
bersikap feminim dan mengumpulkan semua yang berwarna Pink. Aku tau, hatiku
belum bisa menerima kepergiannya. Aku merasa dengan memiliki apa yang dia
sukai, aku akan tetap merasa dia ada disisiku. Beginikah jika terlalu
mencintai?
Eunhyuk masuk.
“Hyung, kau tak ada acara hari ini?”, katanya di pintu.
“Tak ada. Mworago?”, aku bangun.
“Yak hyung kenapa berantakan sekali? Huh, maukah kau ikut
dengan kami? Kami akan mengadakan pesta ulangtahunku yang terlambat di rumah
Hyekyung. Kalau kau tak keberatan sih.”, katanya sembari menarik lenganku untuk
bangun.
“Hmm, baiklah.”, jawabku.
Jadilah sekarang aku dirumahnya Hyekyung bersama Heechul
hyung, Teuki hyung, Siwon, Eunhyuk, dan Donghae. Yesung hyung, Shindong hyung
dan Wookie tengah di shimshimtapa. Sedang Kyu? Jangan tanya, dia sedang bersama
Cinta. Entah untuk apa.
“Wah kau sudah berusaha dengan baik untuk menyiapkan
ulangtahun untukku.”, kata Hyukkie pada yeojanya.
Aku tersenyum melihatnya. Aku melihat seorang yeoja dengan
berbalut gaun putih tengah ngobrol bersama seorang namja yang memakai jas putih.
Kuambil minuman dan aku keluar, memandang langit yang hanya mengingatkanku pada
hari yang menyakitkan itu.
“Berapa jumlah bintangnya?”, sebuah suara mengagetkanku. Aku
menoleh. Aku tertegun.
“Kenapa kau keluar?”, aku berkata sambil memalingkan pandanganku
kembali ke langit.
“Aku sudah bosan di dalam. Mereka sedang gila-gilaan. Jadi
sudah berapa banyak bintang yang kau hitung?”, katanya. Aku terdiam sejenak.
“Sebanyak jarum yang kau tusukkan di hatiku. (OMG??)”,
kupandang tajam padanya. Kulihat senyumnya pudar. Dia menghela nafas.
“Jadi kau masih terluka? Apakah kau masih sangat
membenciku?”, dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajahku. Bergegas
kupegang tangannya.
“Aku hanya bisa mencabut 1 jarum setiap hari, sedang kau
menancapkan ribuan jarum di hatiku, bisakah jarum itu lenyap dengan mudahnya?”,
ingin sekali aku meluapkan semua kemarahanku padanya.
“Apakah aku tak bisa mencabut jarum itu kembali. Semuanya?”,
katanya. Kukibaskan tangannya.
“Tak akan bisa.”, kutatap wajahnya yang masih terlihat santai.
Bagaimana bisa? Dia meraih tanganku.
“Kau rupanya masih memakai cincin ini. Apakah kau masih
mengharapkanku?”, dia menunjukkan cincin yang ada di jari kelingkingku. Kutarik
tanganku.
“Tak ada urusannya denganmu.”, kutatap dia sebal. Aku
berbalik dan masuk kedalam rumah.
“Gom se-ma-ri-ga
Han chi-be-yi-so
Appa gom
Omma gom
Ae-gi gom
Appa gommun tung-tung-hae
Omma gommun nal-shin-hae
Ae-gi gommun na bul-gwi-yo-wo
Hishuk hishuk
cha-rhan-da”
Kuhentikan langkahku saat dia menyanyikan lagu itu. Aku
menoleh padanya.
“Yaa, apa kau ingin membuatku mati? Kenapa kau dengan
mudahnya mempermainkan hatiku? Apa maumu sebenarnya?”, dengan kesal aku
berkata.
“Kau ternyata masih mengingatnya. Sepertinya kau belum
melupakan sama sekali tentang diriku.”, dia berkata enteng padaku. Aku
menatapnya geram.
“Kalau benar kenapa? Aku memang tak bisa melupakanmu, lalu
kau mau apa? Menghapus ingatanku?”, kucekal tangannya karena kesal.
“Ani, aku malah senang. Setidaknya masih ada harapan untukku
untuk kembali padamu.”, dia mencium pipiku kilat. Aku terdiam. Dia berlalu
meninggalkanku yang masih terpaku.
0o0
Sungmin POV
Hari ini aku menemani Eunhyuk dan Hyekyung ke rumah sakit.
Hyekyung akan melakukan terapi pasca operasi. Sebenarnya kalau boleh jujur, aku
ingin menemui Hyemi. Entahlah, sepertinya aku benar-benar mengharapkannya
kembali padaku. Bolehkah?
“Hyekyung ah, dimanakah dokter yang saat itu? Yang memberikan
resep itu?”, tanyaku pada Hyekung saat kutau yang menangani Hyekyung bukanlah
Hyemi. Hyekyung mengeryitkan dahinya.
“Maksudmu dokter Hyemi oppa? Dia kan bukan dokterku. Dokterku
adalah dokter Kim. Saat itu Dokter Kim tengah menangani pasien yang lain,
jadinya Dokter Hyemi yang menanganiku. Sering juga sih dokter Kim dan dokter
Hyemi saling membantu. Mereka kan teman dekat.”, kata Hyekyung. Teman dekat?
Namjachingukah?
“Owh, lalu dimanakah dokter Hyemi?”,tanyaku kembali.
“Dia dokter spesialis anak oppa.”, katanya sebelum masuk ke
ruang terapi. “Apakah kau menyukainya?”
“Hahaha. Ani, ya sudah kalian masuk sana. Aku ingin jalan-jalan.”,
kataku.
Bergegas aku pergi meninggalkan mereka. Hmmh, kenapa ramai
sekali rumah sakit ini. Kulihat anak-anak di taman. Banyak sekali yak.
Sepertinya seseorang mengenaliku.
“Sungmin-ssi? Kau Sungmin SuJu kan?”, kata seorang ajumma.
“Ah, ne. Apakah aku boleh bergabung dengan anak-anak ini?”,
kataku pada ajumma tersebut. Aku mulai merasa banyak yang memotretku. Biarlah.
Aku mulai bergabung dengan anak-anak yang tengah asyik bermain. Mereka
menggemaskan sekali.
“Apakah kalian suka bernyanyi?”, aku bertanya. Kini aku
menggendong seorang anak kecil yang di tangannya tersambung selang infus.
“Ne.” serempak mereka menjawab.
“Hahaha. Kalian semangat sekali. Maukah jika kakak menyanyi
buat kalian?”, kataku kembali.
“Ne.”
“Oke, tapi kalian ikuti kakak ya.”, kuserahkan anak kecil
yang kugendong tadi pada eommanya. Aku maju ke depan mereka. Semua melihatku.
Banyak yang mengarahkan ponsel dan kameranya padaku. Aku tak peduli. Melihat
senyum anak-anak membuatku merasa sangat senang.
“Gom se-ma-ri-ga
Han chi-be-yi-so
Appa gom
Omma gom
Ae-gi gom
Appa gommun tung-tung-hae
Omma gommun nal-shin-hae
Ae-gi gommun na bul-gwi-yo-wo
Hishuk hishuk
cha-rhan-da”
Aku mengakhiri tarian beruangku. Kulihat mereka tertawa
senang saat aku selasai menyanyi.
“Wah kau masih pandai juga. Bagaimana anak-anak? Masih
bagusan mana dokter sama Sungmin-ssi?”, sebuah suara mengagetkanku.
“Dokter Hyemi !!”
Serentak mereka menjawab. Hyemi tersenyum nakal padaku. Dia
menggandeng tanganku.
“Sungmin-ssi, aku ingin menunjukkanmu sesuatu. Dia menarik
tanganku. Aku melambaikan tangan pada anak-anak tadi. Kami memasuki sebuah
ruangan. Aku ikut masuk. Ruangan itu kosong.
“Kau lucu sekali. Bisa menarikan tarian beruang seperti
tadi.”, katanya sambil membelakangiku.
“Kenapa kau membawaku kesini? Jika tak ada yang penting aku
ingin keluar.”, kataku sembari berjalan menuju pintu.
“Ani, aku hanya ingin mengobrol denganmu. Bagaimana bisa Sungminku
dulu telah menjadi seperti ini. Kau manja sekali pada hyungmu. Bahkan kau
sering sekali bersikap aegyo pada mereka. Bahkan aku saja masih kalah. Tapi
bukankah kau menyukai warna putih? Kenapa barang yang kau miliki sebagian besar
berwarna pink? Itu bukan berarti kau mengharapkanku kan?”, kata Hyemi.
“Kau gila. Aku tak mengaharapkanmu. Aku membencimu.”, dengan
kesal aku meninggalkan dia sendirian di ruangan tersebut. Kamu sebenarnya tak
salah, aku memang masih mengharapkanmu.
0o0
Hyemi POV
Apa aku salah mengharapkan dia memaafkanku? Aku tau
kesalahanku terlalu besar. Tapi aku masih menyayanginya. Bolehkah aku kembali
padamu? Maafkan aku. Aku pergi meninggalkanmu tanpa bisa menjelaskan apa
masalahnya.
“Hyemi ah.”
Aku menoleh. Kim Seo Jin, teman dekatku. Dia mendekat padaku.
“Kau mendekatinya kembali?”, dia duduk di sampingku.
“Iya. Entahlah apakah aku bisa.”, aku menerawang.
“Kenapa kau tak menjelaskan padanya apa yang terjadi padamu
waktu itu?”, dia menatapku.
“Aku terlalu malu. Aku tak sanggup menjelaskannya. Aku tak
bisa.”, kataku. “Kumohon jangan memaksaku.”
Aku pergi meninggalkannya. Ingatanku pada 7 tahun silam
membuatku pusing. Aku tak ingin mengingat kembali masa lalu yang sangat
menyakitkan tersebut.
0o0
Sungmin POV
Kujejakkan kakiku di bandara internasional Seoul. Hari ini
kami baru kembali dari Indonesia. Kami ke Indonesia untuk menyelamatkan kisah
cinta hyung kami yang teraneh, Yesung hyung (baca FF : Just You). Kami kembali
ke Korea, sedang yeojachingunya akan ke menyusul jika semua surat-suratnya
telah selesai. Aku merasakan pusing saat melangkah. Entahlah, mungkin aku
kecapekan. Yah ini karena jadwal kami akhir-akhir ini sangat padat. Apalagi
harus membantu Yesung hyung. Jadi kami harus bolak-balik naik pesawat.
Kami telah sampai di dorm. Aku bergegas ke kamar, begitu pula
yang lain. Mungkin kami sama-sama capek. Kulihat Kyuhyun merapikan
barang-barangnya. Namun aku tak bertenaga untuk merapikan barang-barangku
kembali. Aku berbaring. Kupejamkan mataku. Kepalaku berdenyut. Aduh aku pasti
kecapekan.
“Hyung, kau tak merapikan barangmu terlebih dahulu?”, Kyuhyun
berkata seraya memasukkan bajunya ke lemari.
“Ani. Aku pusing. Kyuhyun ah, bisakah kau ambilkan minum
untukku?”, kataku lemas.
0o0
Author POV
“Hyung, kau tak merapikan barangmu terlebih dahulu?”, Kyuhyun
berkata seraya memasukkan bajunya ke lemari.
“Ani. Aku pusing. Kyuhyun ah, njkhadihedwhdjhdjdhzz?”,
Sungmin berkata tak jelas. Dia berkata lirih.
“Ya hyung, kau ini ngomong apa sih? Apakah kau sakit?”, Kyuhyun
meletakkan Barangnya. Bergegas didekatinya Sungmin.
“Ani Kyuhyun ah.”, kata Sungmin. Dia tetap memejamkan
matanya. Kyuhyun meletakkan tangannya di dahi Sungmin.
“Ya hyung, kau sakit? Haish jeongmal.”, Kyuhyun panik. Dia
beranjak berdiri. Dia keluar kamar.
“Teuki hyuuuuung. Teuki Hyung kau di dalam?”, seperti orang
gila, Kyuhyun berteriak-teriak.
“Ya, aku masih memiliki pendengaran yang bagus tau.”, kata
Eeteuk yang bergegas keluar kamar. Sebagian member ikut melongok keluar.
“Hyung, Sungmin hyung sakit.”,Kyuhyun berkata dengan puppy
eyes nya.
“Mwo? Haishh, pasti dia kecapekan.”, kata Eeteuk. Dia
berjalan setengah berlari menuju kamar Sungmin diikuti member yang lain.
Disentuhnya dahi Sungmin. Panas.
“Ya, Sungmin ah, gwaenchanayo?”, Eeteuk memegang tangan
Sungmin, cemas. Bukannya menjawab, Sungmin malah bergumam tak jelas.
“Yesung ah, ambilkan es batu.”, perintah Eeteuk.
“Ini hyung.”, ternyata Heechul telah tanggap. Dia membawa es
dan pengompres. Segera Eeteuk mengompres Sungmin.
“Hyung, ini termometernya.”, Wookie datang membawa alat
pengukur suhu.
Eeteuk menempelkan thermometer tersebut di telinga Sungmin.
“39 derajat. Apakah kita harus bawa dia ke rumah sakit?”,
Eeteuk memandang yang lain. Berharap ada yang mempunyai ide.
“Hyung, kita tunggu sampai esok pagi. Jika panasnya tak turun
juga, kita bawa ke rumah sakit. Jangan sampai ada yang tau. Kita bergilir jaga
Sungmin.”, kata Heechul. Dia memang sosok yang selalu memperhatikan member
lainnya.
“Hyung, ini aku bawa paracetamol. Aku baru membelinya di
apotek.”, Kyu muncul membawa obat. Begitu tau hyungnya sakit, dia berinisiatif
membeli obat.
“Gomawo Kyu. Kau saeng yang baik. Sungmin ah, bangunlah.
Minumlah obat ini dulu.”, Eeteuk mengangkat kepala Sungmin, membantunya bangun.
Sungmin membuka matanya sedikit, setengah tak sadar. Dia menurut saat obat itu
dimasukkan dalam mulutnya.
Malam itu mereka bergiliran menjaga Sungmin. Meski telah
dikompres, demamnya tak turun juga. Mereka membawa kasur mereka ke luar kamar
Sungmin. Dengan begitu mereka mudah menjaga Sungmin. Sementara yang lain tidur,
Yesung, Siwon dan Eunhyuk tak bisa tidur. Maklum mereka giliran jaga.
“^$#$$....Hyemi ah.. gajima.. jebal gajima.. Hyemi ah..”
Ketiga namja itu kaget ketika Sungmin mengigau. Mereka segera
membangunkan member yang lain.
“^^&^$^#.. Hyemi ah.. Hyemi ah....$^$^&@#”
Kembali Sungmin menggumam tak jelas. Eeteuk mendekati
Sungmin. Dia kembali mengukur suhu badannya.
“Omona, 40 derajat. Kenapa semakin naik. Dia menyebut nama
siapa? Apakah kita ke rumah sakit saja sekarang.”, kata Eeteuk benar-benar
khawatir.
“Chakkaman. Aku tau
siapa Hyemi. Sebaiknya kita bawa saja dia kemari. Setauku dia dokter yang
pernah menangani Hyekyung. Sungmin hyung mengenalnya. Aku sudah tau pasti ada
yang disembunyikan dari mereka berdua.”, kata Eunhyuk.
“Baiklah panggilkan kalau memang dia dokter.”, kata Heechul
sambil mendorong badan Eunhyuk.
Tak sampai 15 menit, Eunhyuk datang bersama seorang yeoja.
Yeoja itu membawa tas, terlihat kusut. Dari raut wajahnya, nampak mimik
kecemasan.
“Jeogi, bolehkah aku memeriksanya sekarang?”, kata Hyemi.
“Tentu saja. Palli.”, kata Eeteuk.
Beberapa lama dia memeriksa Sungmin dengan tangan yang
bergetar.
0o0
Hyemi POV
Aku kaget saat malam-malam Eunhyuk datang ke rumahku. Aku
lebih kaget saat diberitahu kalau Sungmin sakit. Aku ingin memeluknya,
menenangkannya. Aku minta ijin untuk memeriksanya. Kupegang dahinya. Omona
panas sekali. Kuukur suhunya, 40 derajat. Kenapa panas sekali. Tanganku
bergetar hebat. Senter yang kupegang jatuh.
“Mianhamnida. Maafkan aku.”, aku membungkuk pada mereka. Aku
memeriksa dengan menunduk. Airmataku telah jatuh. Aku menangis dalam diam.
Kuambil terlebih dahulu sampel darahnya. Kucermati tubuhnya.
Kuarahkan cahaya dari senter ke matanya. Setelah lama memeriksa, aku terdiam.
aku menghela napas.
“Dia sekarang pingsan. Setelah kucermati, aku curiga dia
terkena demam berdarah. Sekarang juga bawa dia ke rumah sakit. Sepertinya dia
anemia juga.”, aku terus memandang wajahnya. Kudengar mereka ribut
mempersiapkan diri ke rumah sakit. Tanganku bergetar. Kusentuh wajahnya. Wajah
yang sangat kucintai.
“Yaa, apa yang kau lakukan. Meskipun kau memeriksanya, tak
sepantasnya kau melakukan itu. Itu tak sopan.”, aku tersentak saat sebuah suara
menegurku. Aku menoleh. Heechul.
“Ah, mianhamnida. Aku tak bermaksud lancang. Aku akan
berangkat terlebih dahulu untuk menyiapkan keperluannya di rumah sakit.”,
bergegas kurapikan barangku dan aku keluar dengan airmata yang masih menetes.
0o0
Author POV
Semua member menatap kepergian Hyemi dengan heran.
“Apakah aku tadi terlalu kasar?”, kata Heechul merasa
bersalah saat melihat Hyemi menangis.
Semua terdiam. Semua telah siap.
“Ani hyung. Sebenarnya, Hyemi adalah cinta pertama Sungmin.”,
kata Shindong tiba-tiba. Karuan saja semua kaget.
“Mwo? Apa yang kamu bilang?”, kata Eeteuk.
“Ya, dia adalah cinta pertama Sungmin. Aku tau mereka saling
mencintai, tapi masih ada masalah yang tak bisa dimengerti.”, Kata Shindong.
Semua menatap Shindong. Mereka tau Shindong dekat dengan
Sungmin. Mereka mengangkat bahu dan bergegas menuju rumah sakit.
0o0
Sungmin POV
Kubuka mataku perlahan. Masih pusing. Kuperhatikan
sekelilingku. Hyung dan dongsaengku tengah tidur di sofa. Mereka semua tidur
kecuali Siwon dan Wookie.
“Wookie ah”, kunggil dongsaengku dengan lirih.
Mereka menoleh padaku. Wookie mendekatiku, sedang Siwon
membangunkan yang lainnya.
“Hyung, gwaenchanayo?”, Wookie menyentuh dahiku. Dia
memandangku dengan cemas, begitu pula dengan yang lain.
“Gwaenchana.”, aku menjawab singkat. Donghae masuk bersama
Hyemi. Dadaku berdegup tatkala dia mendekat ke arahku. Aku diam saja,
kupalingkan mukaku. Aku tak ingin menatap matanya. Dia memeriksaku dan
mengambil darahku.
“Sungmin-ssi, dapatkah aku memeriksa matamu?”, aku mendengar
nada keraguan dalam perkataannya. Kutolehkan wajahku padanya. Dia mengambil
senter dan menyorotkannya padaku. Mata kami beradu. Kami terdiam cukup lama.
“Baik, saya akan bawa sampel darah ini ke lab dulu. Kalian
tenang saja, Sungmin-ssi masih mengalami gejala demam berdarah, belum positif.
Jadi kemungkinan penyembuhannya bisa berlangsung dengan cepat.”, kata Hyemi.
Dia bergegas pergi, tapi Teuki hyung menghentikannya.
“Jeogi. Bagaimana bisa dia terkena demam berdarah? Itu amat
jarang terjadi di sini. (bener gak ya? Author kurang tau,hehehe)”, huft, kukira
Teuki hyung hendak bicara yang aneh-aneh.
“Demam berdarah umumnya terjadi di daerah iklim tropis.
Apakah kalian baru saja ke daerah dengan iklim tropis? Kalau anda perkenankan,
aku akan ke lab terlebih dahulu.”, kata Hyemi sambil berlalu. Aku menatap
kepergiannya dengan perih. Kenapa aku harus bertemu denganmu lagi.
“Sungmin ah”, aku menoleh ke arah Yesung hyung. Dia memegang
pundakku. “Jeongmal mianhe. Ini semua gara-gara aku. Gara-gara kau membantuku,
kau jadi sakit seperti ini. Pasti kamu terkena penyakit ini pas di Indonesia.
Maafkan aku ya.”, Yesung hyung menundukkan wajahnya. Dia tak berani
memandangku, dia pasti merasa bersalah.
“Gwaenchana hyung. Lihat sisi positifnya, aku jadi bisa
beristirahat. Hihihi.”, aku tertawa kecil untuk menenangkan hatinya. Dia
tersenyum kearahku.
0o0
Sungmin POV
Sudah sehari aku di RS ini. Karena hanya gejala, aku bisa
membaik dengan cepat. Sekarang saja aku sudah bisa jalan-jalan ke ruang anak.
Yah aku kalau kerumah sakit ini, pasti selalu ke ruangan ini. Menyenangkan
rasanya bisa dekat anak-anak yang sedang sakit dan memberi mereka semangat agar
mereka bisa segera sembuh.
“Oppa sakit?”, tanya seorang anak kecil yang memang telah
kukenal. Dia memang termasuk pasien tetap di sini. Kekebalan tubuhnya kurang,
makanya dia sering di rawat di sini. Namanya Choi Je Rim.
“Ani Jerim ah, aku hanya kecapekan. Apakah kau mau bermain
bersamaku?”, aku duduk di sampingnya. Aku tau saat ini orang-orang tengah
mengambil gambarku. Namun aku tak peduli.
“Ani oppa. Aku sedang bosan bermain. Owh iya oppa. Menurutku
oppa masih kerenan waktu SMA dulu.”, dia memandangku, lalu merapikan rambutku.
“Saat SMA? Memangnya kamu tau saat oppa SMA.”, aku ikut
merapikan rambutnya. Dia tertawa kecil.
“Tentu saja. Oppa mau ikut aku? Aku akan tunjukkan ruang
rahasia Dokter Hyemi. Dokter Hyemi kan sedang ikut dalam operasi anak kecil
lainnya.”, dia mengelus pipiku. Hahaha, aku geli. Kusentil hidungnya.
“Kau mau mengantarku?”, dia mengangguk bersemangat. Tangannya
yang terbebas infus menggandeng tanganku. Aku mengikutinya. Kami masuk ke ruang
Hyemi. Dia mengajakku ke dalam ruang yang tertutup tirai. Aku tercengang. Di
dalam situ terdapat posterku dalam berbagai pose. Juga terdapat foto-foto ukuran
besar saat kami SMA dulu. Aku membuka sebuah kotak kayu. Di situ terdapat album
foto serta surat-surat kami dulu. Aku juga masih menemukan boneka lumba-lumba
yang dulu kuberikan padanya.
“Apa yang kalian lakukan di sini?”, sebuah suara mengagetkan
kami. Aku dan Jerim menoleh. Kami mendapati Hyemi tengah memandang kami dengan
wajah memerah. “Jerim ah, kenapa kau tak bisa jaga rahasia. Sejak kapan aku
mengijinkanmu untuk membawa orang lain masuk kesini.”
Jerim memegang erat tanganku. Dia terlihat merasa bersalah
dan takut.
“Jerim ah, gwaenchana. Jangan takut. Bisakah kau biarkan oppa
bicara berdua bersama Dokter Hyemi.”, tak satu kata keluar dari mulut Jerim.
Dia berlari keluar sambil membawa infusnya. Aku dan Hyemi terdiam saling
menatap.
“Aku tak ingin mendengar apapun darimu. Kau selalu membuatku
bingung. Dari apa yang aku lihat ini, sepertinya kau begitu menyayangiku. Tapi
mengapa kau meninggalkanku dulu? Aku ingin meminta padamu 1 hal saja. Berhenti
mempermainkan hatiku. Aku bukanlah seperti boneka lumba-lumba yang pernah
kuberikan padamu. Yang lucu dan yang bisa kau permainkan dengan mudah sesuai
keinginanmu. Tapi aku adalah seorang namja yang menyayangimu dengan tulus. Tapi
kau mempermainkan hatiku. Dan aku tak tau sekarang, apakah aku masih bisa menerimau.”,
aku mengambil boneka lumba-lumba tadi. “Boneka ini akan kubawa, agar kau tak
bisa mempermainkannya lagi.”
Aku pergi meninggalkannya. Dia hanya terdiam membiarkanku
pergi. Apa-apaan ini, seharusnya kan dia menahanku dan minta maaf. Dasar
nappeun yeojaya. Aku keluar dari ruangannya. Seorang Dokter menghentikanku.
“Jeogi, Sungmin-ssi. Ikutlah keruanganku.”, Dokter ini adalah
Dokter yang waktu itu kulihat bersama Hyemi di pesta. Aku mengikuti langkahnya
hingga sampai diruangan khusus yang bertuliskan ruang khusus untuk penyakit
yang berhubungan dengan Sistem transportasi dalam tubuh. Aku mengikutinya untuk
duduk.
“Apakah ada sesuatu yang aneh dalam tubuhku?”, dengan cepat
aku bertanya. Aku gerah melihatnya. Dia memandangku tajam.
“Sungmin-ssi. Apa yang kamu pikirkan selama ini salah. Hyemi
bukanlah orang seperti itu. Dia meninggalkanmu karena terpaksa.”, dia berbicara
tanpa basa-basi.
“Gurae? Hah, aku kira dia meninggalkanku untuk kepentingannya
sendiri, atau mungkin untuk namja lain. Lalu setelah aku terkenal, dia kembali
padaku.”, aku memalingkan wajahku.
“Ani. Jangan memotong pembicaraanku. Aku akan memberimu
alasan mengapa dia meninggalkanmu. Sebenarnya, 7 tahun yang lalu adalah masa
tersulit Hyemi. Dia diperkosa oleh teman ayahnya sendiri (mian kalau terlalu
kasar or vulgar). Hyemi yang shock,
beberapa kali berusaha membunuh dirinya sendiri. Akhirnya dia bersama ibu dan
ayahnya pergi dari Korea untuk menghilangkan rasa shock Hyemi. Mereka pergi ke
Jerman. Di situlah awal pertemuanku dengan Hyemi. Aku mahasiswa dari Korea yang
ke Jerman untuk kuliah di jurusan kedokteran. Aku bertemu Hyemi saat dia
melahirkan di rumah sakit tempatku praktek. Aku tau kisahnya dari ibunya. Mulai
saat itu aku mendekatinya untuk memberikan dia semangat. Tapi setelah dia kembali
semangat, mendung hitam kembali padanya. Anaknya menderita pneumonia yang
membuatnya kehilangan nyawanya tepat di usianya yang baru 2 tahun 2 minggu.
Hyemi kembali terbentur. Dia bagaikan orang gila saat putrinya dimakamkan. Dan
dia berjanji, mulai saat itu dia akan menjaga semua anak-anak untuk mengisi
rasa kehilangannya akan putrinya. Dia tak pernah memberitahumu tentang ini
semua karena dia merasa sangat tidak pantas untukmu. Berkali-kali aku menyuruhnya
untuk memberitahumu. Tapi dia selalu menolak. Aku harap kau bisa memaafkannya.
Dia sangat rapuh. Andai kau ada disisinya waktu itu, mungkin dia tak akan
merasa tergoncang begitu hebat. Butuh waktu 3 bulan untuk menyembuhkan
goncangan jiwa Hyemi saat kehilangan putrinya.”, dia terdiam menatapku. Aku balas
menatapnya.
“Apakah kau sudah selesai?”, tanyaku padanya.
“Ya. Dan kau boleh pergi. Semua keputusan ada padamu. Aku
hanya tak ingin kau menilai yang buruk darinya.”, dia bernjak berdiri dan
membelakangiku. Aku berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut. Aku kembali
keruanganku. Masih kosong. Memang hari ini Super Junior ada acara di SBS. Tapi
mereka berjanji akan kesini setelah acara selesai. Aku sangat kesepian. Kuambil
ponselku dan aku berbaring sambil bermain HP.
“Shindong ah, bawakan
aku gitar jika kau kesini.”
Send. Kuletakkan Ponselku. Aku merenung. Pikiranku terus
melayang pada apa yang dibicarakan Dokter Kim tadi. Tak terasa aku tertidur.
Kubuka mataku. Sudah berapa lama aku tertidur.
“Sungmin ah, kau sudah bangun?”, Teuki hyung menepuk pipiku
pelan. Kuusap pipiku.
“Ya hyung, sakit tau.”, aku mendelik padanya. Infus di
tanganku telah hilang. Aku melihat ke arah Shindong.
“Shindong hyung. Kau bawa gitarku?”, kataku sambil bangun.
“Ne, tapi bukankah sekarang kau sudah boleh pulang. Kenapa
harus bawa gitar kesini segala?”, kata Shindong hyung. Dia menyerahkan gitarku
padaku. Kupetik sebentar senarnya. Setelah kurasa pas, aku turun dari ranjangku
dan pergi keluar kamar.
“Ya, Sungmin ah, kau harus berkemas untuk pulang.”, Heechul
hyung berteriak padaku.
“Chakkaman hyung. Ada yang harus aku lakukan.”, kataku tanpa
menoleh pada mereka.
“Biarkan dia hyung. Ayo kita saja yang merapikan barangnya.”,
kudengar Hyukkie mengajak member lain untuk membersihkan ruangan itu sebelum
kami pergi. Kau memang saeng yang baik Hyukkie ah. Aku berjalan menuju taman
tempat anak-anak biasa berkumpul. Kudekati anak-anak, dan aku berbisik pada
mereka.
“Ya, maukah kau mengajak Dokter Hyemi keluar?”, bisikku pada
mereka. Mereka mengangguk.
Tak berapa lama Hyemi datang bersama anak-anak. Aku memetik
gitarku mulai menyanyikan lagu “Love’s Rommance”. Lagu yang pertama kali
kumainkan dengan gitar. Aku berlatih dengan keras waktu itu hanya untuk
mendapatkan hatinya.
---
Petikanku berakhir. Semua bertepuk tangan termasuk anggota
SuJu. Aku membungkuk. Aku berjalan pelan ke arah Hyemi yang masih bengong.
“Dokter Hyemi, sebelum aku keluar dari rumah sakit ini,
apakah kau keberatan jika memeriksaku sekali lagi.”, aku menatap matanya. Dia
berjalan mendahuluiku kembali ke ruanganku. Aku berbaring. Kami membisu. Dia
memeriksaku dengan serius.
“Bagaimana menurutmu lagu tadi?”, aku memancingnya untuk
berbicara.
“Sama”, katanya singkat.
“Jadi apakah kau mau menjadi yeojaku kembali?”, aku tau dia
kaget. Dia berhenti memeriksaku.
“Apa maksudmu?”, dia memandangku. “Aku tak pantas untukmu.
Kau sudah sehat, pulanglah. Aku sekarang hanyalah fansmu.”
Dia beranjak meninggalkanku.
“Wae? Kenapa tak pantas? Aku sudah tau semuanya. Alasan kau
pergi meninggalkanku. Mungkin jika dulu kau menceritakannya padaku, kita bisa
membesarkan putrimu bersama.”, dia berhenti dan menoleh padaku.
“Arrayo?”, dia mendekatiku kembali.
“Ne. Dan aku tak peduli.”, kulingkarkan tanganku di
pinggangnya. Kami terdiam.
0o0
Author POV
“Gom se-ma-ri-ga
Han chi-be-yi-so
Appa gom
Omma gom
Ae-gi gom
Appa gommun tung-tung-hae
Omma gommun nal-shin-hae
Ae-gi gommun na bul-gwi-yo-wo
Hishuk hishuk
cha-rhan-da”
Terlihat Sungmin SuJu bersama
dengan Hyemi menyanyikan Bear’s song sambil menari. Anak-anak pun tertawa
melihatnya. Ada yang berbeda dengan Sungmin. Cincin di jari kelingkingnya tak
terlihat lagi, karena cincin itu kini tersemat di jari manis Dokter Hyemi.
End
0o0
Gamsahamnida untuk membacanya.
RCL RCL diobral. Wkwkwk. Nantikan FF SJ Couple selanjutnya. Couple selanjutnya
adalah sang leader, mau????? Mohon kritik dan sarannya. leave komen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar