5.18.2012

[FF] I Won't Hurt You If I can/Sequel SJ Couple/SiWoon/Part 1


Title      : I Won't Hurt You If I Can
Author : Santi Aprilliani   
Genre  : Romantic, Family, Friendship.
Rating  : PG 13
Cast      : Choi Si Won
               Park Hae Woon (Fiktif)
               Park Yun Woo (Fiktif)
               Other SuJu member and Couple
Disclaimer : All Super Junior member adalah milik Tuhan. Mereka kebanggaan ELF. Tapi Yesung hanya milikku !!! #Plak#


*************
Part 1

---------------

Siwon POV

Aku melangkah ke arah bangku penonton dengan penyamaran super. Aish, kalo saja tadi manajer hyung tak memintaku untuk menjadi guest star di mini concert Super Junior KRY ini, aku tak mau datang. Aku hanya ingin istirahat !!! Aish. Aku duduk di antara sekian yeoja yang terus berteriak-teriak. Aigoo~ Apa mereka tak takut kehilangan suara? Kuperhatikan setiap lekuk wajah yeoja disampingku. Yeoja ini aneh sekali. Kenapa dia tak meneriakkan nama biasnya seperti yang lain? Dia terlihat
menikmati lagunya. Namun pandangannya tak beralih sedikitpun. Aku mencoba menerka apa yang dia lihat. Tapi aku malah kebingungan.

'Drrrt drrrt'

Ada sms masuk dari manajer Han.

'Saatnya kau menyanyi, saat reff memories nyanyilah sambil
berjalan menuju panggung'

Kumasukkan ponselku. Kutatap yeoja disampingku tadi. Dia pasti akan terkejut. Kulihat hyung
dan dongsaengku sudah mulai bernyanyi.

“Saranghae tjanha uri hamkkehan manheun nal dongan
hamkke apahaetjanha seoroui irin juldo moreugo
neon eodi inneun geoni naui moksori deullijil annni
apeun nae simjangi neoreul chatneunda neoreul bureunda michidorok”

Aku melepas atributku dan berdiri.

“Gaseumi nunmuri tto neoui gieogi
han bangul han bangul tto nae gaseume heulleo naerinda
ureodo ureodo jiwojiji annneun gieogeul ttara
oneuldo bin nae gaseumeul tto jeoksinda”

Aku bernyanyi seraya menuju panggung.
Ku lirik yeoja tadi. Mwo??? Aish, kenapa dia tak melirik ataupun kaget? Sebenarnya apa yang dilihatnya. Aku kesal. Aku curiga, jangan-jangan dia adalah patung yang nyasar di konser ini.

-------------

Konser telah usai. Aku masih kepikiran dengan yeoja patung super aneh tadi. Disaat semua berteriak memanggil namaku, dia tetap diam sodara-sodara #heleh,lebeh lo#.  Aku melongok ke bangku penonton. Sepi sekali, kemana semua orang yang berteriak tadi ya? Aish, konser usai jadi terasa
sepi. Chakkaman, yeoja patung tadi masih duduk manis ditempatnya. Dia terlihat sedang menelpon seseorang. Aigoo~ apa dia tak takut sendirian di sini? Kuhampiri yeoja tadi. Kau beruntung yeoja patung, seorang Choi Siwon mendatangimu #Plak, narsis lu bang#.
"Agassi, konser telah usai, kenapa kau masih di sini?", kutatap lekat dia yang masih saja memandang lurus ke depan.
"Aaa mianhae tuan. Apakah gedungnya akan ditutup? Aku masih menunggu dongsaengku yang akan menjemputku. Bolehkah aku menunggu di sini?", dia membungkukkan badannya ke depan. Loh?? Kenapa dia tak membungkukkan badannya padaku? Apa dia tak tau aku siapa. Bahkan memandangku pun tidak. Aishh.
"Agassi, aku di sampingmu. Kau membungkuk pada siapa.", kataku.
Dia hanya tersenyum.
"Mianhae tuan. Aku tak bisa melihatmu.", kata yeoja aneh ini.
"Apa kau bercanda? Di tempat terang dan tanpa penghalang seperti ini kau tak bisa melihatku? Kau jangan bercanda, aishh.", Aku menatapnya kesal. Dia tak kunjung menoleh padaku. Dia kembali tersenyum manis.
"Mianhae tuan. Aku benar-benar tak bisa melihat. Aku buta.", kata yeoja aneh tadi.
‘JDAARR’
Aku membeku di tempatku. Seketika rasa bersalah menyeruak di hatiku. Aku menyesal menuduhnya
yang aneh-aneh.
"Mianhae. Aku tak tau.", suaraku terdengar parau.
"Gwaenchana tuan.", dia kembali tersenyum. OMO, dia mudah sekali tersenyum.
"Kau tak pulang agassi? Sebentar lagi gedung ini akan ditutup untuk dibersihkan.", kataku seraya
duduk di sampingnya.
"Jeongmal? Eotteohke, dongsaengku belum menjemputku.", dia terlihat bingung.
"Bagaimana kalau ku antar saja?", kataku. yah itung-itung untuk menebus rasa tak enakku tadi. Dia terlihat berpikir keras.
"Kau tak akan menculikku kan?", katanya polos yang ingin membuatku tertawa.
"Hahaha, tentu saja tidak. Baiklah, ayo kuantar.", aku berdiri dan menarik tangannya. Kugandeng yeoja itu, tentu saja dengan penyamaranku yang super complete. Kuajak dia masuk ke mobilku. Bergegas kuinjak gas menuju alamat yang dia katakan. Di sepanjang jalan kami bercerita tentang Super Junior.
Akhirnya sampailah kami di sebuah rumah minimalis yang cantik. Aku membantunya turun. Dengan bantuan tongkatnya, dia berjalan mendekati pintu. Dia membuka pintu rumahnya.
"Kajja, masuklah.", katanya sambil menoleh ke belakang.
"Ne"
Kami duduk di sofa.
"Agassi, siapa namamu?", tanyaku.
"Nan Park Hae Woon imnida. Neon?", katanya sambil tersenyum lagi.
"Nan Choi Siwon imnida.", aku meraih tangannya untuk berjabat tangan. Dia tertegun. OMO, apa dia tau aku member Super Junior? Sesaat kemudian dia tersenyum.
"Waeyo Hae Woon-ssi?", kataku heran.
"Aniyo, ku kira kau Siwon Super Junior. Tapi mana mungkin. Siwon oppa pasti sangat sibuk.", katanya. =='a Apakah aku benar-benar orang sibuk.
"Ah ye", aku hanya mengiyakan perkataannya. OMO, dia manis sekali kalau tersenyum.

0o0


Park Hae Woon POV


"Nan Choi Siwon imnida.", jawab namja baik hati itu. Aku kaget. Siwon? Apa mungkin Siwon Super Junior? Aisshh ngaco sekali aku. Mana mungkin.

"Waeyo Hae Woon-ssi?", hahaha, pasti dia menganggapku tak waras karena aku senyum-senyum sendiri.
"Aniyo. Kukira kau Siwon Super Junior. Tapi mana mungkin, Siwon oppa pasti sangat sibuk.", kataku sambil tertawa.
"Ah ye.", dia mengiyakan kata-kataku.
Tuh kan, hampir aja aku kena malu.

'Drrrt drrt'

kurasakan ponsel disakuku berbunyi. Kuambil ponselku.
"Yeoboseyo"
"Nuna, kau dimana? Aish, aku hampir gila mencarimu."
Aah, rupanya namdongsaengku.

"Aku di rumah Yun Woo ah."
"Mwoo??? Bagaimana bisa? Gwaenchana?"
"Ne, gwaenchana. Cepatlah pulang."

"Aish, bukankah sudah kubilang untuk menungguku. Gurae, aku pulang sekarang"

'Tuuttt tuutt'

Aku hanya menggeleng pelan.
10 menit kemudian kudengar suara mobil berhenti di depan
rumahku.
'Klek'
"Nuna !
Gwaenchana? Kau tidak terluka kan? Siapa yang mengantarmu?", kurasakan tangan Yun Woo menyentuh pipiku.
"Gwaenchana Yun Woo ah. Siwon-ssi lah yang mengantarku pulang.", kataku sambil tersenyum.
"Goma..wo.. CHOI SIWON !!!", kudengar adikku berteriak kaget. Ada apa dengannya?
"Waeyo saeng?", tanyaku penasaran.
"Nuna, dihmmfffff", tiba-tiba suara dongsaengku tak jelas. Aku makin bingung.
"Hae Woon-ssi. Aku pinjam toiletnya sebentar, biar Yun Woo yang mengantarku.", kata namja baik hati itu. Kuanggukkan kepalaku. Kudengar langkah kaki mereka meninggalkanku.

0o0

Yun Woo POV

"Nuna.. Dihmmmfff", aku begtitu kaget melihat Siwon Super Junior nyasar dirumahku. Dia membekap mulutku.
"Hae Woon-ssi, bolehkah aku meminjam toiletmu? Biar Yun Woo yang mengantarku.", kata namja tua(?) itu. Nunaku mengangguk mengiyakan. Namja tua itu menarikku keluar rumah. Sampai di luar, dia melepas tangannya.
"Yaa, apa yang kau lakukan hah?", bentakku padanya.
"Mianhae Yun Woo ah, tapi jangan katakan padanya bahwa aku Siwon Super Junior. Jebal.", dia melepaskan tangannya yang membungkamku.
"Mwo? Waeyo?", tanyaku bingung.
"Aku ingin menjadi teman nunamu. Boleh kan?", dari matanya terpancar ketulusan.
"Kau yakin? Kau tau kan nunaku bukanlah yeoja sempurna. Mianhae Siwon-ssi, tapi kau
kan seorang superstar. Kau benar-benar yakin mau berteman dengan nunaku?", kataku ragu. Jujur aku tak ingin nunaku tersakiti.
"Aish, kau bicara apa? Bukankah aku sudah minta ijin padamu. Panggil aku hyung saja.", katanya sambil tersenyum. Aku mengangguk senang karena pada akhirnya, ada juga namja yang mau berteman dengan nunaku.

0o0


Siwon POV

Sudah seminggu ini aku dekat dengan Hae Woon. Hampir setiap ada waktu bebas, aku akan menemaninya jalan-jalan, karena aku tau, dia amat bosan. Seperti sekarang ini. Aku mengajaknya ke taman dekat rumahnya, tempat kami biasa menghabiskan waktu senggangku, yah seperti sekarang. Kuperhatikan wajah teduh Hae Woon. Aku tersenyum. Entah kenapa hatiku selalu
berdetak tak karuan tiap melihat senyumnya.
"Oppa, kenapa kau diam? Apa kau sedang ada masalah?", tanyanya sambil memalingkan wajahnya kepadaku.
"Aniya, aku hanya senang malam ini aku bisa menemanimu.", aku mengusap pipinya pelan. Dia
tersenyum. Wajahnya merona merah. Aigoo~ Hae Woon ah !!! Hentikan senyummu !! Kau bisa membuatku mati karena serangan jantung.
"Hae Woon ah. Bolehkah aku bertanya padamu?", kutatap lekat wajahnya.
"Ne oppa. Silahkan.", jawabnya.
Aku menghela napas.
"Hae Woon ah, apakah kau percaya pada takdir cinta? Apakah kau percaya bahwa ada seseorang yang ditakdirkan untuk melindungi kita? Menjaga kita? Menyayangi kita? Apakah kau percaya ada seseorang yang mau mengorbankan segala yang dimilikinya termasuk nyawanya hanya untuk melihat kita bahagia? Percayakah kau akan adanya cinta sejati?", kataku.
Apa yang kukatakan ini tak pernah kupikirkan. Semua meluncur begitu saja. Aku kaget saat Hae Woon meneteskan airmata.
"Yaa, Hae Woon ah? Waeyo? Uljima.", aku mengusap airmatanya. Aish, jangan-jangan aku menyinggung perasaannya. Eotteohke?

0o0

Hae Woon POV


Kurasakan airmataku mengalir.

"Yaa, Hae Woon ah? Waeyo? Uljima.", dia mengusap pipiku.
Perkataan Siwon oppa membuatku kembali mengingat luka yang begitu ingin kuhapus.

FLASHBACK

Hae Woon POV


Aku membuka mataku.
Aish, apa mati lampu. Kurasakan tubuhku remuk. Sakit semua. Aku mengingat apa yang terjadi. Aah, aku tadi tertabrak bus. Pantas saja. Samar-samar aku mendengar suara orang bertengkar.
"Mwo?? Kau bilang apa? Kau akan meninggalkan nuna? Apa kau bosan hidup hah?", bukankah itu suara Yun Woo. Dimana mereka? Aish kenapa disini gelap sekali sih, huh. ==’a
"Memang apa hakmu untuk mencegahku hah? Memalukan aku harus terus bersama yeoja buta seperti dia.", itu bukankah suara Hyun Jin oppa?

'BUUKK'

"Jaga mulutmu. Aku akan benar-benar membunuhmu.", Yun Woo !! Ada apa dengan dirinya?
"Ciih !! Buat apa aku terus bersama dengan nunamu yang buta itu. Cah, hanya membuatku malu saja.", mwo? Mereka ini kenapa. Siapa yang buta.
"Gureom, pergi kau jauh-jauh dari sini. Nunaku tak butuh namja pengecut sepertimu.", aku hanya terdiam.
Perlahan aku mulai mengerti apa yang mereka bicarakan.
“ANDWEEEE
!!!”

FLASHBACK OFF

Airmataku mengalir kembali saat mengingat luka
itu.
"Hae Woon ah, waeyo. Jebal. Mianhae. Aku tak bermaksud meyinggungmu.", nada suara Siwon oppa semakin lirih.
Ku usap airmataku.
"Gwaenchana oppa. Aku hanya ingin pulang sekarang.", aku berdiri dan melangkah dengan tongkatku.
Kami berjalan dalam diam. Sampailah kami di depan rumahku. Aku menengok padanya.
"Oppa, pulanglah. Aku ingin istirahat.", kataku pelan. Aku merasa tanganku ditarik dan sedetik kemudian aku merasaka sesuatu yang lembut menempel di bibirku.
OMO !! Apa-apaan ini. Aku mencengkeram baju Siwon oppa. Kurasakan hembusan hangat nafasnya yang menerpa wajahku. Hatiku mendadak tak karuan. Jantungku berpacu cepat. Aigoo~ eotteohke? Kenapa dia begini lancang. Tapi kenapa pula aku tak bisa menolak ciumannya, dan malah menikmatinya?

0o0


Siwon POV


Aku melihat ekspresi kagetnya. Aku sendiri tak tau apa yang kulakukan. Aku melepas ciumanku. Kudongakkan dagunya.

"Saranghae.", aku berbisik lirih padanya.
Kulihat semburat merah muncul di wajahnya. Kembali aku mendekat padanya dan kucium bibirya.

'Srat'

'BUGH BUGH'

0o0

Siwon POV

'Srat'

'Bugh Bugh'

Aku tersungkur di tanah. Kurasakan darah mengalir dari hidungku. Ngilu juga menjalar di
  sekitar mataku. Ige Mwoya?
"Brengsek, apa yang akan kau lakukan pada nunaku hah? Kau ingin mengambil kesempatan?", Yun Woo berkata dengan amarah yang meluap. Aku berdiri dan memegang bahu Yun Woo.
"Yun Woo ah, bukan begitu. Aku hanya..."
'Bugh Bugh Bugh'
Pukulan kembali mendarat di perutku. Dia mengambil kerahku.
"Jangan kira karna kau artis, kau akan dengan mudah mempermainkan kakakku.", dia menatapku tajam.
"Mianhae Yun Woo-ah, aku hanya ingin melindungi nunamu sepenuhnya. Aku tak berpikir untuk menyakitinya. Mianhae.", kataku lirih.
"Yun Woo-ah apa yang kau lakukan?", kulihat Hae Woon berusaha menjangkau kami dengan tongkatnya.
"Nuna !! Taukah siapa yang selama ini bersama nuna? Dia adalah Choi Siwon Super Junior ! Hah, dia hanya akan menyakitimu..."
"Aku tak bermaksud begitu Yun Woo-ah.", kupotong perkataan Yun Woo.
'Bugh Bugh'
Pukulan kembali mendarat di pelipisku. Aku merasa pusing sesaat. Kepalaku berdenyut.
"Yun Woo !! Hentikan ! Siapa yang memintamu memukulinya?", Hae Woon melempar tongkatnya dan dia jatuh terduduk.
"Tapi nuna, dia sudah membohongimu. Dia hanya akan menyakitimu.", Yun Woo melepaskanku dan menghampiri Hae Woon. Aku hanya diam menyaksikan mereka.
"Kau bodoh Yun Woo. Kenapa kau biarkan aku terjebak dalam situasi ini? Nuna yakin, dengan matamu yang sempurna, kau sudah tau siapa dia. Kau tau dari awal kan kalau dia Siwon Super Junior? Lalu kenapa kau tak memberitahuku?", Hae Woon berkata dengan tenang.
"Itu karena... karena, aku..", Yun Woo terdiam.
"Lalu apa yang harus kulakukan sekarang Yun Woo ah. Kau tau, nuna terlanjur berada di awan. Mengapa tak kau biarkan nuna membuka hati nuna untuk namja lain?", aku tersentak dengan kata-kata Hae Woon. Yun Woo diam. Dia berdiri.
"Aish jinja. aku bisa mati karna frustasi.", dia berlalu meninggalkanku dan Hae Woon. Aku dan Hae Woon terdiam cukup lama.
"Hae Woon ah", aku mendekatinya. Kuberikan tongkatnya.
"Pulanglah oppa. Ini sudah malam. Maaf atas perbuatan namdongsaengku.", dia membalikkan tubuhnya dan meninggalkanku.
Aku menarik tangannya.
"Chakkaman, bagaimana denganku?", aku benar-benar gugup menantikan jawabannya.
"Haruskah kujawab? Apa kau sudah tuli Siwon-ssi? Apa kau tak mendengar apa yang kukatakan pada dongsaengku? Lagipula kau sudah menciumku tanpa ijin. Kau masih juga ingin mendengarnya? Sudahlah, pulanglah saja. Hyungmu pasti sudah mencarimu.", dia mendorong tubuhku.
"Hahaha. Baiklah, aku akan pulang. Tapi bolehkah aku menciummu lagi?", kudekatkan wajahku.
'Brugh'
Dia mendorongku sampai aku terjatuh.
"Andwe, kau sudah melakukannya 2 kali malam ini. Pulanglah.", dia memamerkan smirknya.
"Aish arra, aku akan pulang. Annyeong.", kukecup kilat dahinya. Dia tersenyum.
Kulajukan mobilku menuju dorm. Aish tubuhku rasanya remuk semua. Sesampainya di dorm, kulihat dorm lantai 12 sepi. Aish, mereka pasti berkumpul di lantai 11. Bergegas aku menuju lantai 11. Benar saja, mereka sedang latihan di dorm. Aish, kebiasaan.
"Omo, Siwon hyung, gwaenchana?", Ryeowook berlari menghampiriku. Semua kaget melihatku datang -dengan babak belur-. Aku merebahkan tubuhku di sofa. Rasanya tulangku patah semua. Kepalaku berdenyut. Semua ribut merawatku.
"Aku jemput Hye Mi dulu.", kudengar Sungmin hyung meninggalkan dorm. Aku hanya ingin tidur. Tak lama kemudian aku tertidur dan terbagun saat merasakan tangan yang lembut menyentuh pelipisku. Kubuka mataku. Owh Hye Mi nuna.
"Yaa, jangan menyentuhnya seperti itu.", samar kulihat Sungmin hyung mencekal tangan Hye Mi nuna.
"Mwo?? Yaa, Lee Sung Min ! Siapa yang menyuruhku kesini tadi? Kau itu masak sama dongsaeng sendiri cemburu. Kalau kau terus menggangguku, lebih baik kita putus.", Hye Mi nuna menampakkan smirknya. Seketika Sungmin hyung terdiam. Semua tertawa.
"Eungh", aku mengerang pelan.
"Yaa Siwon ah, gwaenchana? Apa yang terjadi padamu? Siapa yang memukulimu?", seketika Eeteuk hyung memberondongku dengan berbagai pertanyaan. Aku tersenyum lagi saat ingat kejadian tadi. Tak kusangka Hae Woon membalas perasaanku. Aigoo~ jantungku berdetak cepat sekali.
"Yaa, kau ini sudah gila? Kenapa kau malah senyam-senyum tak jelas.", kata Teuki hyung.
"Ania hyung.", buru-buru aku diam agar mereka tak curiga.

0o0


Siwon POV


Aku memandang yeoja yang tengah makan ice cream strawbery di sampingku. Aigoo~ lihat mulutnya yang belepotan itu. Dia lucu sekali. Tak terasa aku telah bersama dengan Hae Woon sebulan ini. Tapi yang membuatku sedih, dia memintaku untuk merahasiakan hubungan ini. Jadilah hanya namdongsaengnya yang tau. Berulang kali aku membujuknya agar tak malu dengan fisiknya, tapi dia tetap keras kepala menolak membuka rahasia kami. Ah aku jadi ingin menggodanya.
 "Aish jinja, yeoja itu manis sekali. Omo lihatnya bibirnya. Ingin sekali aku menciumnya. Aigoo~ kenapa jantungku berdetak cepat seperti ini.", Aku menyembunykan tawaku. Dia menghentikan aktivitasnya. Kulihat wajahnya merah. Hahaha,kena kau Hae Woon ah.
"Ehem.. Siwon-ssi.", dia menoleh padaku. Aku masih memandanginya terus.
"Ssst, kau mengganggu saja. Omo, mulutnya belepotan sekali. Bolehkah aku membersihkannya dengan mulutku. Aish, dia menggemaskan sekali.", sambil berkata begitu aku terus memandanginya. Dia lucu sekali. Tiba-tiba dia berdiri.
"Ya sudah, sana lap bibir yeoja itu dengan mulutmu. Huh, aku mau pulang.", dia berdiri dan berjalan dengan tongkatnya.
"Kau yakin aku boleh membersihkannya dengan mulutku?", aku berkata lirih.
"Terserah !", dia berkata ketus yang berhasil membuatku tertawa. Kuraih tengkuknya dan kucium bibirnya. Kubersihkan sisa-sisa es krim di mulutnya. Dia memberontak kaget. Segera kulepas ciumanku.
"Yaa, apa yang kau lakukan? Bukankah kau ingin mencium yeoja itu hah !", omo dia galak sekali.
"Hahahaha, aish, sampai kapan kau sadar bahwa yang kumaksud adalah kamu? Omo, lihatlah bibirmu yang belepotan itu. Membuatku ingin menciummu saja.", aku tergelak melihat mukanya yang memerah.
"Jadi bolehkah aku lanjutkan?", kuusap pipinya lembut.                
"Shireo !! Sejak kapan Siwon jadi mesum seperti ini.", katanya sambil mencari-cari tisu di tasnya. Aku terkikik. Buru-buru kulap bibirnya menggunakan tanganku.
"Hae Woon ah, sampai kapan kita menyembunyikan semua ini? Tak bolehkah hyungku saja yang tau?", aku menatapnya dalam.
 "Mianhe oppa. Tapi kumohon, jangan memaksaku. Aku masih belum siap.", dia menundukkan kepalanya. Ku angkat dagunya.
"Hae Woon-ah kumohon, buanglah rendah dirimu itu. Akulah yang memilihmu.", ku peluk erat tubuhnya.
"Mianhae oppa.", katanya. Kami pun terdiam.

0o0


Author POV


"Ya Presdir, tuan muda bersama yeoja itu lagi... Ne, dia Park Hae Woon... Ne Presdir... Ne.",
seorang namja berjas menutup ponselnya. Dia mengajak namja satunya lagi untuk pergi dari tempat itu.

-------------
Siwon masuk ke rumahnya. Setelah mengantarkan Hae Woon pulang, dia di telpon eommanya yang menyuruhnya untuk mampir ke rumah sebelum pulang ke dorm.
"Annyeong eomma.", Siwon memeluk eommanya.
"Ne, masuklah sayang. Appa sudah menunggu di meja makan.", Siwon hanya tersenyum mendengar perkataan eommanya. Mereka menuju meja makan.
"Annyeong appa.", Siwon menyapa appanya yang tengah makan.
"Hhmm", appanya hanya berdehem.
Siwon mengambil piring dan mulai ikut makan.
"Siwon-ah, appa yakin kau sudah dewasa. Appa hanya ingin berpesan, jika suatu saat kau ingin mencari pendamping, pertimbangkan segalanya. Pilihlah yeoja dari kalangan atas. Pilihlah yeoja yang cantik. Pilihlah yeoja yang sempurna dan tidak CACAT.", kata appa Siwon. Dia menekankan kata 'cacat' itu dengan keras.
"Apa maksud appa?", seketika Siwon menghentikan makannya. Dia merasa ada yang tidak beres.
"Yah, appa rasa kau mengerti maksud appa. Pilihlah yeoja yang sempurna. Apa yang kamu harapkan dari yeoja buta seperti Park Hae Woon itu? Kaya tidak, Cantik tidak, Buta iya. Setidaknya pilihlah yeoja seperti Agnes Monica itu. Bukankah kau pernah dekat dengan selebriti Indonesia itu? Cantik, kaya, dan yang penting dia tidak cacat.", appa Siwon berkata dengan santai. *wuahahaha,mianhae,author lagi senang ma agnes eoni*
'Tek'
Siwon meletakkan dengan keras sendok dan garpunya dengan keras.
"Untuk apa appa membahas ini? Ini semua privasiku. Ini adalah hidupku appa. Aku mencintai Hae Woon. Bagiku dia paling cantik dan paling sempurna. Appa tak mengenalnya.", Siwon menatap appanya tajam.
"Begitu? Tapi appa tak akan membiarkanmu menurunkan reputasi appa. Kamu harus paham itu.", kata appa Siwon masih dengan santainya. Siwon berdiri.
"Terserah appa, yang terpenting aku tak akan berhenti mencintai Hae Woon. Mianhae appa, ini adalah hidupku.", Siwon melangkah pergi.
"Appa hanya memperingatkan. Jangan sampai kau menyesal jika appa melukainya.", appa Siwon masih menekuni makanannya. Siwon hanya melengos pergi.

0on


Siwon POV


Aish, apa-apaan ini. Bagaimana bisa appa tau? Kenapa appa kolot sekali. Ayolah sadar Siwon, appamu pasti mengirim orang untuk menyelidikimu. Huh. Kulajukan mobilku ke rumah Hae Woon. Kupandangi rumahnya yang telah gelap. Buru-buru aku turun. Kuketuk pintunya. Tak lama kemudian lampu menyala, dan tepat, Hae Woon yang membuka pintu.
"Nuguseyo?", kata Hae Woon. Tak kujawab, dan aku langsung memeluknya.
"Hae Woon-ah, pogoshipo.", dia terlihat kaget.
"Oppa? Kenapa kesini lagi? Aigoo~ baru saja kita bertemu.", dia membalas pelukanku. Ku lepas pelukanku.
"Saranghae.", aku berbisik padanya. Aku memdekat padanya. Kulekatkan bibirku di bibirnya.
Kulumat kecil bibirnya. Perlahan dia membalasnya.
'Bugh bugh'
"Appo", aku sontak berteriak kaget kala kemoceng mendarat di kepalaku.
"Yaa, hyung, jangan berbuat mesum dirumahku. Sana pulang. Ini sudah jam berapa? Kau menggangguku tidur saja.", dia menarik tangan Hae Woon. Aku memandangnya dalam diam.
"Ne, aku akan pulang. Yun Woo-ah, besok aku akan ke Osaka untuk SuShow. Tolong jaga baik-baik nunamu ya. Apapun yang terjadi hubungi aku.", entah kenapa hatiku berat sekali.
"Hyung, kau aneh sekali. Tanpa kau minta aku akan menjaganya.", katanya.
"Gureom, aku pulang dulu. Annyeong.", dengan berat akumeninggalkan tempat itu.

-----------

Sudah 3 hari kami di Osaka. Aku sangat rindu pada Hae Woon. Ini adalah hari terakhir kami. Nanti malam kami akan pulang ke Seoul. Teuki hyung meminta kami semua untuk ikut dengannya ke rumah seorang ELF anio rumah seorang Antis, setibanya kami di Korea. Kami hanya mengiyakan, karena kami tau, Teuki hyung menaruh hati pada yeoja Antis, eh ELF tersebut.
'Drrrt drrrt'
Kuambil posel di sakuku. Sekarang masih pagi. Kami ada jadwal nanti siang. Kubaca pesan yang masuk.

From : Yun Woo


Hyung !! Appamu ke rumahku. Aish, apa-apaan ini. Cepat suruh bokapmu (?) pulang, Aku benar-benar muak mendengar kata-katanya.


Omo, apa ini? Mataku membulat membaca pesan itu. Sebenarnya apa yang terjadi. Buru-buru kumasukkan bajuku ke koper. Yang terpikir olehku hanya kembali ke Korea secepat mungkin.


-------------


'Bruuk'


Kujatuhkan koperku saat aku sampai di rumah Hae Woon. Beberapa mobil terparkir di depan rumah Hae Woon. Ini mobil appa. Aku berlari masuk rumah Hae Woon. Samar ku dengar isakan seseorang dan juga teriakan. Omo !
Aku melewati dua bodyguard appa yang membungkuk padaku.
"Keluar kau !! Atau aku akan panggil polisi untuk mengusirmu.", Yun Woo memeluk Hae Woon yang tengah menangis dan tangannya menunjuk appa.
"Hae Woon-ah.", aku menghampiri Hae Woon. Tanganku terulur untuk menghapus airmatanya. Namun Yun Woo dengan cepat menepisnya.
"Ada apa kau kemari hah? Inilah yang kutakutkan. Bukankah kau sudah kuperingatkan untuk tak menyakiti nunaku hah? Brengsek kau. Bawa appamu pergi dari rumahku. Nunaku tak butuh orang seperti kau.", aku tersentak mendengar kata-kata Yun Woo.
"Ahh, Siwon-ah, kau datang. Kebetulan sekali, aku jadi tak perlu mengulangi kata-kataku. Kalian berdua itu sangat tidak serasi. Siwon-ah, tenang saja appa tak akan membiarkan yeoja ini mengejarmu lagi.", yak ! Apa-apaan ini.
"Mwo? Cih, buat apa nunaku mengejar bocah brengsek ini. Anakmu lah yang nyosor (?) duluan. Ya, Siwon-ssi cepat keluar kau dari rumahku.", Bingo ! Yun Woo marah padaku. Hah, aku pusing.
"Hahaha, kau benar. Buat apa kami ada dirumahmu yang pengap ini. Kajja Siwon-ah, kita pulang.", kata appa.
"Shireo !! Aku tak mau. Appa sama saja melukai hatiku.", kataku sengit.         
"Lihatlah, kau berani melawan appa. Seret dia pulang.", kata appa pada 2 pengikutnya. Omo, tanganku di cekal dengan erat. Bulir airmataku mulai keluar. Aku langsung jatuh terduduk.
"Appa, jebal. Biarkan aku tetap bersama Hae Woon. Aku tak bisa meninggalkan Hae Woon. Jebal appa.", aku mendekap kaki appaku, berharap dia akan luluh.
"Aish, dasar namja pengecut kau. Gurae, appa memberimu 2 pilihan. Kau pilih dia, atau kau pilih super junior dan keluargamu. Kalau kau memilih dia, keluarlah dari Super Junior dan aku akan mencoret namamu dari daftar keluarga. Pikirkan itu anak baik.", appa melangkah pergi meninggalkanku yang masih terkejut.
ANDWE !!
Aku tak bisa memilih. Dua-duanya adalah nyawaku. Arrggghhh.

-------------


Aku mengikuti langkah kaki hyungku. Kami memasuki rumah sederhana. Pikiranku sangat kacau. Aku benar-benar bingung.
"Annyeong Jeo Rim-ah.", kudengar Teuki hyung memanggil pemilik rumah ini. Aku hanya terdiam. Tak lama kemudian terdengar alunan piano dan suara yeoja tengah menyanyi. Semua member menuju asal suara itu kecuali aku. Arrgghhh. Kenapa harus lagu itu !! Perlahan kurasakan cairan bening merembes di pipiku. Aku duduk dan menangis. Kusambar soju yang ada di meja. Bayangan Hae Woon, appa, Super Junior, Yun Woo, eomma, ELF, Siwonest dan author yang baik #Plak# berkelebat dalam pikiranku.
'Glek Glek Glek'
Kuminum soju langsung dari botolnya. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang. Aku tak mungkin bisa memilih. Suara alunan lagu 'Believe' seakan menusuk hatiku.
'Glek glek glek'
Entah sudah berapa banyak soju yang kuminum. Hyung dan dongsaengku keluar dari ruangan bersama seorang yeoja. Mereka tertawa-tawa. Aku tak bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Sayup-sayup kudengar suara yeoja lainnya. Kudongakkan kepalaku. Aish, kenapa mereka di sini. Mereka hanya membuatku iri. Kenapa mereka harus bermesraan di depanku. Huh. Ini semua tak adil.
'Glek glek glek'
Aku sungguh muak melihat mereka tertawa.
'BRAAKK'                    
Kupukul meja di depanku. Mataku memanas.
"Hyung !", aku berteriak keras. Sungguh muak melihat senang sedang aku hancur. 
"Dunia ini kejam. Dengar, aku akan menikah dan meninggalkan kalian.", kataku. Airmataku sudah tak bisa dibendung lagi.
"Mwo????", semua yang disitu berteriak kaget. Airmataku meluncur bebas. Teuki hyung merangkulku. Ku dorong tubuhnya. Aku mengambil botol soju kembali bermaksud untuk meminumnya. Tapi sesorang merebutnya.
"Yaa, pabo. Berikan soju itu. Kalian tak tau menderitanya aku huh. Yaa, Cinta ah, apa aku harus sekarat dulu agar aku bisa direstui sepertimu. Apa aku harus mati dulu baru aku boleh bersama orang yang kucintai? Kenapa aku tak bisa seperti kalian. Kenapa dunia ini kejam ! Hyung kenapa aku tak bisa sepertimu. Waeyo. Kenapa appa tak bisa membiarkanku hidup dengan Hae Woon. Aku sungguh mencintainya. Aku tak bisa melepasnya. Katakan hyung, siapa yang harus kupilih, kalian apa Hae Woon?", kutarik kerah baju Teuki hyung. Kepalaku terasa sangat berat. Aku merasa dunia semakin berputar.
‘Bruukk’

0o0

TBC

2 komentar:

  1. Annyeong saeng, eonni dateng lg, pengen baca ff kamu...
    Di ff ini, siwon oppa kasian amet, pilihannya terlalu berat. Dan byk amet yah adegan kiss nya haha...
    Penasaran sm part 2 nya.....
    Gumawo

    BalasHapus