5.19.2012

[FF] Help Me To Be A Normal/Part 2





Title       : Help Me To Be A Normal (Part 2)
Author  : Santi Aprilliani
Length  : 2 of ~
Genre   : Rommance
Rating   : PG 17
Cast       : Cho Kyuhyun
 
                Seohyun SNSD
                Nick (oc)
                Lee Dong Hae
                Beberapa artis akan lewat sebagai cameo
Disclaimer : Semua cast adalah milik Tuhan. Saya hanya meminjam nama dan bayangan mereka yang melayang-layang di otak saya. Tapi kalau cerita, murni milik saya. Jadi DON’T BE A COPYCAT, DON’T BASH. If you aren’t like it, then just ignore my story. (weleh keminggris,wkwkwk)
 Annyeoongggg... saya kembali. Rupanya banyak yang kaget yak arena Kyuppa di sini kubuat gay. Kyaaaa, sebelum baca, author ingin minta maaf sebesar-besarnya. Author juga tak mengerti ide gila ini darimana. Ini adalah FF author yang ratingnya lumayan. Mianhae kalau ada kesalahan, karena author juga manusia biasa. Oh iya, kemarin mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya. Mengapa kakek Kyu bermarga Kim sedang Kyu bermarga Cho? Kyuppa mendapatkan marga Cho dari appanya. Sedang anak kakek Kyu yang ini adalah eommanya. Anggap aja namanya Kim Ji Hwa.
Oke let’s Reading.. RCL.


1313131313131313

Seohyun POV
“OLEH KARENA ITU !!!”, aku tersentak saat Kyuhyun berteriak tepat di saat aku hendak pergi meninggalkannya. Aku terpaku di tempatku.

“Oleh karena itu, bantu aku. Oleh karena aku abnormal, maka bantu aku untuk menyembuhkannya. Oleh karena aku takut dengan yeoja, maka bantu aku untuk menghilangkan ketakutanku. Aku sungguh tak ingin mengecewakan harabojiku. Kumohon.”, dia menunduk dalam. Kuhampiri dia. Aku ikut duduk di sampingnya.
“Apakah kau benar-benar ingin aku membantumu?”, tanyaku memastikan.
“Ne. Bantu aku Seohyun-ssi.”, katanya seraya memandangku.
Aku ganti menatapnya. Matanya terlihat sayu. Tersirat kelelahan di manik matanya. Entah kenapa, aku ingin sekali melindunginya. Aku tak ingin melihatnya salah jalan.
“Maukah kau ikut denganku?”, dia beranjak berdiri.
“Kemana?”, dia tersenyum dan berlalu dari hadapanku. Hey, dia tersenyum. Kenapa manis sekali. Aku mengikuti langkahnyamenuju taman. Dia membeli 2 kaleng softdrink dan memberikan 1 padaku.
“Gomawo.”, ucapku. “Kyuhyun-ssi, bolehkah aku tau apa penyebabmu membenci kami?”
Pandanganku lurus ke depan. Kudengar dia menghela  napas berat.
“Mianhae. Karena aku membebanimu.”, dia menatapku dan aku balik menatapnya. Kami bicara 4 mata (maksudnya pembicaraan serius getoh).
“Semua berawal saat aku masih berumur 9 tahun. Saat aku berumur 9 tahun, appa dan eommaku meninggal karena kecelakaan. Aku saat itu begitu terpukul. Kakekku juga, karena eommaku adalah anak kesayangannya. Kakekku punya 2 anak. Yang 1 adalah putri sulung. Karena ingin menghilangkan bayang-bayang kepergian eommaku, maka kakekku memutuskan untuk pergi amerika dan membiarkanku tinggal bersama paman dan bibiku. 1 tahun aku tinggal bersama mereka, aku merasa tak nyaman. Mereka sering menggunakan rumah sebagai ajang pesta seks bersama teman-teman mereka. Tiap kali mereka datang, aku langsung mengunci pintu kamar. Hingga malam itu, saat aku berusia 10 tahun, aku lupa mengunci pintu kamarku. Saat aku tertidur, aku merasa ada yang menyentuhku. Saat kubuka mataku, aku teramat kaget karena aku sudah ada di ruang tempat mereka berpesta. Pakaianku dilucuti. Aku menangis sejadinya dan meronta. Aku terus memanggil nama kakekku, tapi dia tak kunjung datang menolongku. Di malam itulah, aku dipaksa memuaskan nafsu bejat mereka. Aku....”, dia berhenti bercerita. Airmatanya sudah mengalir sejak tadi.
“Gwaenchan Kyuhyun-ssi. Kalau kamu belum siap, jangan ceritakan padaku.”, kataku seraya menepuk punggungnya pelan. Dia berjengit kaget.
“Aaa, mianhae. Aku harus menceritakannya sekarang. Kau tak keberatan?”, tanyanya padaku. Aku mengangguk pelan. “Kejadian itu terus berulang. Aku dijadikan budak nafsu oleh mereka. Aku benar-benar merasa jijik pada mereka. Aku membenci setiap inchi tubuh mereka. Hingga malam itu terjadi. Di saat aku tengah menangis melayani salah satu teman bibiku, tiba-tiba kakekku datang. Dia sangat kaget melihatku. Dia marah besar pada bibi dan pamanku. Mereka di usir oleh kakekku. Aku sendiri yang trauma dibawa ke psikiater oleh kakekku. Aku seperti orang gila. Tubuhku sangat kurus. Berkali-kali aku mencoba mengakhiri hidup. Tapi selalu gagal. Selama beberapa waktu, aku semakin membaik. Meski aku sembuh, tapi aku menjadi merasa ketakutan saat ada seorang yeoja menyentuhku. Mianhae. Aku juga ingin menjalin hubungan normal. Tapi, semua bayang-bayang itu terlalu mencengkeramku kuat. Kakekku lalu kembali ke amerika dan baru kembali pulang 3 tahun yang lalu. Selama sepuluh tahun aku dirawat oleh orang kepercayaan kakekku.”, dia mengakhiri ceritanya.
Aigoo~ kenapa tragis sekali kehidupannya.
“Saranghae baby baby baby love
Honey Honey Honey Love” (FT-Island-Baby Love)
Ponselnya berbunyi. Dia bergegas mengangkat telponnya.
“Yeoboseyo..... Ne, waeyo?..... aahh, gureom aku akan kesana sekarang.”, dia menutup ponselnya dan memandangku. “Aku harus pergi sekarang. Gomawo karena sudah mendengar ceritaku.”
Dia berlari meninggalkanku. Sebenarnya ada apa dengannya. Aku harus tau. Rasa penasaranku membuatku berlari mengikutinya.
Dia menaiki taksi dan melaju ke salah satu hotel berbintang di kawasan Seoul. Aku terus mengikutinya. Aku melangkah mengikutinya memasuki salah satu restoran mewah di lantai dasar. Omo, bukankah itu namja yang ada di foto itu? Untuk apa mereka bertemu? Aku mendekap mulutku dengan kedua tanganku saat meraka saling mencium pipi. Arrgghhh. Pasti aku sudah gila. Aku mengendap untuk duduk di salah satu kursinya. Aku memesan segelas jus advokat (Advokat adalah buah favorit author #abaikan#). Aku terus menatap apa yang mereka lakukan. Mengapa mereka mesra sekali. Aish, kalau aku tak ingat bahwa ini adalah permintaan eommaku, aku pasti sudah muntah karena jijik.
Mereka berdua beranjak berdiri. Buru-buru aku ikut berdiri setelah membayar jusku. Aku mengikuti mereka yang menaiki tangga. Kenapa mereka tak naik lift saja ya? Aku terus mengendap-endap. Di salah satu anak tangga di tingkat 4,  mereka berhenti. Lalu tiba-tiba namja bule itu mencium bibir Kyu. Kyaaaaa, eommaaaaaa..... andwe !!! Mereka saling tersenyum dan kembali melangkah. Akhirnya mereka masuk ke salah satu kamar hotel. Aku ragu. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kalau begini terus, Kyu tidak akan bisa berubah. Bagaimana ini. Baik, aku putuskan untuk ikut campur urusannya.
‘Ting-tong’
Tak berapa lama pintu dibuka. Yang membuka rupanya namja bule tadi. Aku serentak mendorongnya dan masuk ke dalam.
“Yaa, siapa kau beraninya masuk ke kamarku?”, dia mencengkeram erat tanganku.
“KYUHYUN !!!! Keluar kau ! Ini bukan tempatmu !! Bukankah kau ingin membahagiakan kakekmu hah?”, aku berteriak keras agar Kyuhyun dengar. Benar juga, Kyuhyun melongok dengan bertelanjang dada. Aku melongo kaget.
“Neo !!”, dia juga tampak kaget.
“Waeyo chaggi? Kau mengenalnya? Apakah yeoja ini menyukaimu? Siapa dia chaggi.”, namja bule itu berkata hal yang membuatku jijik.
“Anio Nick ah, dia bukan siapa-siapa.”, aku menatapnya kaget. Apa-apaan maksudnya. Namja bule itu mendekati Kyuhyun.
“Benarkah? Kau tak bermaksud berselingkuh kan?”, dia mencekal tangan Kyuhyun. Kenapa aku melihat sorot cemas di manik mata Kyuhyun.
“Anio. Dia bukan siapa-siapa Nick ah. Biar aku bicara dengannya sebentar. Kau tunggulah aku di sini.”, Kyuhyun melepas cengkeraman tangan namja bernama Nick itu.
“Gureom, aku akan menunggumu. Lekas kembali atau kau akan menerima akibatnya. Arra.”, dia menyentuh pipi Kyuhyun dan Kyu bergegas menarikku yang tengah kaget, keluar kamar. Sampai di luar aku masih terpekur dengan kejadian tadi.
“Yaa, apa yang kau lakukan di sini huh.”, kata-kata Kyuhyun mengagetkanku.
“Apa yang kau lakukan Kyuhyun-ssi. Bukankah kau ingin berubah? Lalu apa yang kau lakukan di sini bersama dengan namja itu tadi. Apakah dia namjachingumu?”, aku menatap matanya dalam.
“Pulanglah.”, dia mendorongku dan hendak kembali ke kamar, tapi buru-buru ku pegang erat tangannya.
“Kita belum selesai bicara.”, kataku tajam. Dia berbalik menghadapku dan memegang bahuku.
“Seohyun-ssi, aku memang berniat untuk berubah. Tapi aku tak bisa berubah dengan mendadak. Beri aku waktu untuk beradaptasi. Lakukan apapun untuk menyembuhkanku, tapi berilah aku kesempatan untuk melakukannya dengan pelan-pelan.”, dia memandangku dengan pandangan memohon. Aku hanya mengangkat bahu bingung.
“Pulanglah Seohyun-ah, jangan panggil aku ssi lagi. Kita seumuran kan.”, dia melepas tangannya. Aku menatap punggungnya saat dia pergi. Tunggu, dia memegang bahuku? Bukankah dia tak bisa menyentuh yeoja. Entahlah. Nampaknya aku harus punya trik untuk meluluhkannya.
“Neo gateun saram tto eopseo
Juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi
Neo gatchi joheun saram
Neo gatchi joheun saram”

“Yeoboseyo”
“Chaggi ah”
“Donghae oppa?”
0o0
Kyuhyun POV
Aku menatap diriku di cermin. Lagi-lagi aku melakukannya dengan namja ini. (Kyaaaa mianhae readers, admin gak maksud apa-apa, admin hanya ingin biar tambah greget). Entah mengapa aku membenci diriku sendiri. Apa Seohyun marah padaku?
“Kau mau kemana?”, aku kaget saat tangan kekar Nick hendak memelukku. Entah kenapa aku tiba-tiba menepisnya.
“Waeyo? Kau kenapa chaggi?”, dia menatapku bingung.
“Tidak apa-apa. Aku hanya lelah chaggi. Aku akan pulang sekarang.”,aku buru-buru pergi meninggalkan Nick. Entah ada apa dengan diriku ini. Kususuri jalanan dan aku memberhentikan sebuah taksi. Aku akan ke rumah Seohyun dan minta maaf. Tunggu, bukankah aku tadi malam memegang bahunya. Aku memegang bahunya? Oke itu refleks. Tapi kenapa aku tak merasa merinding. Kenapa aku bisa memegang bahunya? Entahlah.
Taksi berhenti di sebuah rumah agak besar dan bergaya eropa. Aku masuk ke halamannya dan menemukan dia tengah menyiram tanaman. Apa memang yeoja itu tak seburuk yang kupikirkan ya. Tapi mengingat kejadian lalu, aku masih ragu dengan namanya yeoja.
“Seohyun ah.”, kupanggil dia. Dia menoleh padaku kaget.
“Ah, kau Kyu. Waeyo?”, dia tersenyum padaku. Apa dia tidak marah. Kenapa dia tak marah?
0o0
Seohyun POV
Sepulang dari hotel tadi malam, aku menemui Donghae oppa yang baru datang dari amerika. Aku sangat senang. Tentu saja. Kami sudah tidak bertemu selama setahun ini karena dia harus meneruskan kuliahnya di amerika, sedang aku di sini menunggunya penuh harap. Menghitung hari demi hari. Aku sangat merindukan dia. Tak kusangka dia kembali tadi malam. Aku ikut ke apartemennya dan membantunya membersihkan apartemennya. Aku merasa ada yang berbeda darinya. Tapi mungkin itu hanyalah perasaanku.
Hari ini karena kuliahku libur, aku ingin menghabiskan waktuku di rumah dan menyusun rencana untuk Kyuhyun. Tadi sudah kupikirkan, yang Kyuhyun butuhkan adalah bukti bahwa yeoja itu tak seburuk yang dia pikirkan.
“Seohyun ah.”, aku menoleh saat sebuah suara mengagetkanku. Kyuhyun?
“Ah, kau Kyu. Waeyo?”, tanyaku penasaran. Untuk apa dia kemari. Kuletakkan penyiram bungaku dan aku mengajaknya masuk ke rumah.
“Mianhae untuk soal tadi malam.”, kata Kyuhyun setelah duduk di sofa rumahku.
“Gwaenchana. Kalau kau memang ingin kita melakukannya pelan-pelan, maka akan kuturuti. Aku sudah menyusun rencana untuk menghilangkan traumamu. Hari ini, aku akan mengajakmu ke sebuah tempat.”, aku tersenyum manis padanya.
“Eodiga?”, dia menatapku bingung. Hanya kubalas dengan senyuman. Aku bergegas bersiap.
“Kajja.”, aku menarik tangannya, tapi dia menolakku. “Ah, mianhae.”
Aku lupa kalau dia ‘alergi’ sentuhan yeoja.
“Anio, mianhae.”, dia ganti minta maaf.
Kami menaiki taksi dalam diam. taksi melaju menuju salah satu panti jompo di pusat kota Seoul. Saat kami telah sampai, aku mengajaknya turun.
“Untuk apa kita kesini?”, dia mengeryitkan dahi bingung.
“Ikut saja.”, aku kembali menarik tangannya. Sedikit-sedikit aku harus membiasakannya. Dia berhenti melangkah.
“Seohyun ah.”, dia memanggilku lirih. Aku menoleh padanya dan tersenyum
“Kau bisa Kyu.”, kembali aku menarik tangannya untuk masuk ke dalam arela panti jompo itu. Setelah bertemu dengan beberapan pegawai, aku melangkah ke taman yang ada di tengah tempat itu. Aku datang ke sini dengan membawa Kimchi buatanku sendiri. Aku memang hobi memasak.
“Annyeeeooonggggg.”, aku memberi salam dengan lembut. Penghuni taman itu menoleh padaku.
“Waaa Seohyun ah, kau kemari?”, beberapa dari mereka menghampiriku. Aku memeluk mereka satu-persatu.
“Lihat apa yang kubawa.”, aku mengangkat kotak Kimchiku.
“Wah, kau bawa makanan untuk kami. Gomawo chaggi.”, seorang halmoni memelukku dan mencium pipiku.
“Ne halmoni.”, aku tertawa riang. Aku menoleh pada Kyuhyun yang tengah terpaku melihatku. “Kyu.”
Aku memanggilnya, tapi dia tak menyahut. Dia malah duduk di salah satu bangku taman. Dengan  cepat aku menariknya berdiri dan membawanya di tengah-tengah penghuni panti.
“Nuguya Seohyun ah?”, tanya seorang halmoni yang tengah mengunyah Kimchi buatanku.
“Aku tau, namjachingumu?”, perkataan seorang haraboji malah membuatku ingin tertawa.
“Hahaha, bukan. Dia temanku, namanya Cho Kyuhyun. Ayo perkenalkan dirimu.”, aku menepuk keras punggungnya. Dia berjengit kaget. Hahaha, mungkin yang ini dia belum terbiasa.
“Aigoo, kau tampan sekali. Kau pantas dengan Seohyun kami.”, kata seorang halmoni seraya mencubit pipi Kyuhyun. Hampir saja meledak tawaku melihat ekspresi wajahnya yang nampak ketakutan. Kutepuk lembut punggungnya, dan dia kembali berjengit.
“Gwaenchana. Mereka baik. Cobalah tersenyum.”, aku berkata lirih padanya.
“Annyeong. Jeoneun Cho Kyuhyun imnida. Bangapseumnida.”, kata Kyuhyun seraya membungkukkan badannya
0o0
Kyuhyun POV
“Aigoo, kau tampan sekali. Kau pantas dengan Seohyun kami.”, aku menahan napas saat halmoni didepanku ini mencubit pipiku. Aku merasa ingin muntah, tapi aku harus bisa menahannya. Kurasakan tangan Seohyun menepuk punggungku pelan. Aish yeoja ini, bkankah dia sudah tau aku masih belum terbiasa sepenuhnya
“Gwaenchana. Mereka baik. Cobalah tersenyum.”, dia berbisik padaku. Aku hanya bisa menelan ludah.
“Annyeong. Jeoneun Cho Kyuhyun imnida. Bangapseumnida.”, kuputuskan untuk memperkenalkan diri. Aku mencoba untuk tersenyum. Mereka membalas senyumku.
“Kau baik sekali. Ini bukalah mulutmu.”, halmoni tadi menyodorkan sesendok Kimchi padaku. Aku menoleh pada Seohyun seakan bertanya aku harus bagaimana. Dia mengganggukkan kepalanya padaku.
“Naega?”, aku menunjuk diriku sendiri. Halmoni tadi mengangguk. Dengan terpaksa aku membuka mulutku.
Aku mengunyah Kimchi buatan Seohyun. Rasanya benar-benar enak. Halmoni tadi menepuk pelan pipiku yang hampir membuatku tersedak karna kaget.
“Aigoo~ kau manis sekali. Andai saja itu putraku.”, aku tersenyum-dengan mulut masih penuh dengan Kimchi-.
1 jam kemudian kami pergi meninggalkan panti itu. Kami menyusuri jalanan kota dan berhenti di salah satu kedai es krim. Dia membeli dua es krim coklat dan mmberikan satu padaku.
“Seringlah makan es krim. Itu akan membuat perasaanmu lebih rileks dan tenang.”, dia tersenyum padaku. Aku membalasnya dengan senyuman.
“Omo, kau tersenyum? Yaa, kau tersenyum. Lihatlah kau lucu sekali saat tersenyum, nomu kyeopta. ^^”, dia tertawa girang dan meninggalakanku.
“Mwo? Lucu? Yaa, dasar yeoja aneh.”, aku menyusulnya yang kini tengah duduk di sebuah halte.
“Kau benar-benar ingin berubah?”, dia menatapku tajam. Tangannya masih sibuk menyendokkan es krim ke mulutnya.
“Ne, waeyo?”, aku menatapnya bingung. Es krim ini benar-benar manis. Aku suka rasanya.
“Anio, aku sudah membuat rencana untukmu. Mulai sekarang, kurangi intensitas pertemuanmu dengan namja itu.”, dia menyendokkan sendok terakhir es krim ke mulutnya.
“Mwo?”, aku menatapnya kaget. Itu sungguh berat.
“Wae? Kau ingin berubah kan? Pada akhirnya kamu akan meninggalkannya.”, katanya santai. Aish, yeoja ini.
“Gureom. Itu saja?”, es krimku juga habis. Aku ingin lagi.
“Pabo, tentu saja tidak. Setiap hari kau harus mulai berinteraksi dengan yeoja. Teman sekelas ataupun sekampus. Kau harus terbiasa jika mereka menyentuhmu, atau kadang menepukmu. Hilangkan rasa takutmu perlahan. Untuk yang ini aku akan membantumu pelan-pelan. Tiap kau ada di dekatku, persiapkan hatimu agar tak kaget saat aku tiba-tiba menyentuhmu. Lalu, aku akan mengajakmu mengunjungi tempat seperti pantu asuhan, panti jompo, Taman kanak-kanak, serta aku akan mengajakmu rumah sakit anak. Kau harus bisa berinteraksi dengan mereka. Yang terakhir, kau harus belajar mencintai yeoja. Aku yakin, kau bisa tertarik pada yeoja. Kau pasti bisa. Hwaiting !!”, aku terpaku mendengar penjelasannya.
“Aku mau es krim lagi.”, kataku pelan.
“Yaakk Cho Kyuhyun, aku serius.”, dia hendak menjitak keplaku. Tapi aku berhasil kabur lebih dahulu. Kujulurkan lidahku padanya. Dia nampak kesal. Tapi tiba-tiba dia berhenti dan mengangkat ponselnya. Ah rupanya ada telepon. Setelah menutup ponselnya, dia menghampiriku.
“Mianhae Kyu, aku ada acara. Aku harus pergi. Lakukan apa yang aku bilang tadi. Kau harus tau, yeoja itu lembut Kyu, tidak semuanya buruk.”, dia menyentuh pipiku dan meninggalkanku. Aku terpaku. Kupegang pipiku yang memanas. Aneh, ini sudah keberapa kalinya aku tak merasa takut saat dia menyentuhku.
“Baik, sekarang aku akan ke panti asuhan.”, aku menghentikan sebuah taksi dan berniat menuju slah satu panti asuhan.
0o0
Seohyun POV
Aku berlari menuju café tempat Donghae oppa menunggu. Donghae oppa, dia adalah namjachinguku. Sudah lebih dari setahun kami berpacaran. Eommaku belum tau kalau aku punya namjachingu. Donghae oppa memintaku merahasiakannya dari siapapun karena dia belum siap. Aku percaya padanya.
“Oppa, kau sudah lama?”, kucium kilat bibirnya. Dia hanya tersenyum. Aku sungguh merindukannya.
“Anio. Aku baru sebentar. Kau cantik sekali hari ini.”, aku tersipu malu mendengar pujiannya.
“Aish, oppa bisa saja. Kau tak sibuk oppa?”, tanyaku. Dia menggeleng pelan.
“Anio, aku tak sibuk untukmu chaggi.”, dia menggenggam tanganku.
‘Blush’
Aku hanya bisa tersipu malu.
0o0
Kyuhyun POV
Sudah lebih dari 7 minggu aku dan Seohyun menjalankan rencananya. Sejauh ini, rencananya memang berjalan sesuai harapan. Aku sudah lama tak menghubungi Nick. Aku sudah bisa lepas dari bayang-bayangnya.
Sepulang dari kampus, biasanya kami pergi ke panti asuhan dengan membawa es krim untuk dibagi ke anak-anak panti. Aku sudah mulai terbiasa dengan Seohyun yang kadang tiba-tiba menepukku dari belakang, atau memelukku jika dia kegirangan. Entah kenapa aku tak menolak sentuhannya, bahkan aku selalu ingin memeluknya.
Aku menerawang langit senja melalui jendela kamar. Matahari hendak menuju ke tempatnya beristirahat. Pikiranku melayang pada kata-kata Seohyun saat dia berjanji akan membantuku.
‘Yang terakhir, kau harus belajar mencintai yeoja. Aku yakin, kau bisa tertarik pada yeoja. Kau pasti bisa. Hwaiting !!’
Mencintai yeoja? Bagaimanakah rasanya jatuh cinta. Aku pernah bertanya pada Yesung hyung, sunbaeku di klub bola.
‘Jatuh cinta itu, jika kau berada di dekat yeoja itu, kau akan merasa nyaman. Kau selalu ingin membuatnya tertawa. Kau juga selalu ingin mendekapnya agar dia merasa aman. Jantungmu akan berpacu keras saat dia menatapmu. Setiap saat kau memikirkannya. Jika kau benar-benar bingung, tutuplah matamu dan kosongkan pikiranmu, hitung sampai tiga. Orang yang pertama muncul di benakmu, dialah orang yang kau cintai.’
Aish, sunbae aneh. Tapi apa boleh kucoba.
Di dekat siapa aku merasa nyaman? Tiffany nuna, Yoona, Hyuna, errr Seohyun? Oke itu terlalu banyak.
Lalu, siapa saja yang sudah kupeluk selama ini? Ehm, Nick. Seohyun juga. Aku tak mungkin jatuh cinta pada lebih dari satu orang.
Jantung? Di dekat siapa ya? Hyuna? Nick? Seohyun? Aish. Aku malah bingung.
Siapa yang setiap saat kupikirkan? Tunggu, jika yang ini. Aahh, tidak mungkin. Dia hanyalah penyembuhku. Mungkin karena faktor dia perawatku dan selalu di dekatku makanya aku memikirkannya.
‘Jika kau benar-benar bingung, tutuplah matamu dan kosongkan pikiranmu, hitung sampai tiga. Orang yang pertama muncul di benakmu, dialah orang yang kau cintai.’
Teringat kembali perkataan Yesung sunbae kemarin. Oke tak ada salahnya kucoba kan? Kututup mataku dan kukosongkan pikiranku.
“Hana.. dul... set”
‘Deg’
‘Seohyun’
“Arrggh, andwe. Itu tak mungkin.”, aku merebahkan tubuhku di ranjang. Kututup wajahku dengan bantal. Sejenak kemudian kulempar bantalku dan aku melangkah menuju komputerku. Kamarku sekarang jauh lebih rapi berkat Seohyun. Dia melepas semua poster tak jelas di kamarku dan dig anti dengan lukisan-lukisan yang kami beli bersama. Aku membuka folder photo di komputerku. Kupandangi foto yeoja yang dengan narsisnya melet di depan kameraku.
“Seohyun ah, kurasa aku sudah menemukan yeoja yang kucintai.”, aku berbisik lirih sambil tersenyum.
---------
Entah kenapa Seohyun hari ini mengajakku bertemu. Aku tentu saja senang. Aku akan sampaikan kabar baik padanya, dan aku akan memberitahukannya tentang yeoja yang akhirnya kupilih.
“Kyuhyun ah.”, Seohyun berlari kearahku. Dia tertawa dan menoyor kepalaku.
“Yaa, bisakah kau bersikap manis.”, kataku pura-pura kesal meski aslinya aku sangat senang.
“Mianhae. Aku ingin memberitahukan rahasiaku padamu hari ini. Tapi kita tunggu seseorang dulu ya.”, dia duduk di sampingku.
“Ne.”, aku penasaran dengan apa yang dia ucapkan. Rahasia? Tentang apa? Apa jangan-jangan dia adikku yang terbuang dan ternyata kita sedarah seperti di sinetron itu? #PLAK#
Kami sama-sama terdiam. Ayolah Kyu, sekarang waktunya. Apa yang kamu tunggu.
“Seohyun ah.”, aku memanggilnya lirih.
“Heemm. Wae?”, dia menyipitkan matanya berusah melihat sesuatu.
“Aku punya kabar baik untukmu.”, aku menatapnya dalam. Tapi kenapa dia tak menatapku, malah sibuk melihat ke depan.
“Apa Kyu?”, dia menoleh sebentar padaku dan kembali menyipitkan matanya ke depan.
“Sebenarnya aku.....”
“Oppa !!! aku di sini. Kemarilah.”, Seohyun berteriak memanggil seseorang. Aku terpaksa diam karena perkataanku dipotong olehnya.
Seohyun berdiri dan menyambut seorang namja yang tampaknya usianya diatasku. Seohyun menggandeng lengan namja itu. Aku berdiri bingung.
“Kyu, kenalkan. Dia Lee Dong Hae, namjachinguku. Chaggi, inilah Kyuhyun yang sering kuceritakan.”
‘Deg’
TBC

Next Preview :
~ “Beraninya kau mengakhiri hubungan kita.”
~ “Dia tunanganku.”
~ “Namja brengsek kau.”
~  “Inilah akibatnya karena kau berani mencampuri urusan kami.”
~ “Kyu, aku takut.”
~ “Seohyun ah, saranghae.”

0o0

Ehem ehem. Eotteohke readers? Jelek ya? Mianhae. Author memang cuma penulis abal-abal, jadi mianhae kalo ngebosenin. Masih ada sekitar 2-3 part, author kurang tau. Masih belum ada gambaran hehehe. RCL jangan lupa ya. Biar saya lebih semangat. XD. KOMEN dan LIKE.

3 komentar:

  1. Hey..koment pertama masuk keke
    tp tak ada namaku.... Malangnya
    #halahh...
    Akhirnya kyu menjadi namja sejati jg 'bahasanya'. Dia akhirnya jatuh cinta sm 'yeoja' keke dan yeoja itu seohyun. Ku harap kau mendapatkan cintamu kyu....
    Fighting!!!

    BalasHapus
  2. jyahaha... itu siapa ya yang ngomong *clingakclinguk*

    hahha.... nantikan selanjutnya ya..
    gomawoyo...

    BalasHapus
  3. omooooooo
    makin seruuuuuuuu
    jadi yeoja itu SEO???

    BalasHapus