Title : Let Me Go
Author : Santi Aprilliani
Length : 2 of ~
Genre : Sad, Family, Friendship, mistery
Rate : PG 13
Cast : Jung Ha Mun (oc)
Kangin / Kim Young Woon
Yesung / Kim Jong Woon
Kim Hee Chul as Jung Hee Chul / Ha Mun brother
Eeteuk / Park Jung Soo
Disclaimer : FF ini murni ide dari otak saya. bagi yang mengcopas, tak segan-segan saya laporkan. wkwkwkwk.
HAPPY READING
Yesung POV
Kami
memandang rumah beraksen eropa di depan kami. Yah, kami memutuskan untuk
tinggal di rumah Ha Mun. aku masih penasaran dengan roh itu. Aku memang belum
memastikan itu roh Kangin, tapi aku yakin itu dia. Kami melangkah masuk ke
rumah itu dengan membawa koper masing-masing.
Heechul
hyung membuka pintu rumah. Kami masuk rumah itu. Saat aku memasuki rumah itu,
aku merasa ada roh yang mencoba mengontakku. Aish, jangan sekarang, di sini
terlalu banyak orang.
‘Deg’
Sepertinya
roh itu benar-benar ingin berkomunikasi denganku. Dia menekanku kuat.
‘Bruk’
Koperku
jatuh saat tanganku refleks memegang dadaku yang terasa nyeri dan tanganku yang
satu mencoba menangkap apa yang ingin roh itu sampaikan. Kututup mataku. Aish,
di sini terlalu banyak aura. Ini akan sulit.
“Yesung ah,
gwaenchana?”, aku merasa teuki hyung menggoyang badanku.
“Berisik,
diamlah.”, aku mencoba berkata santai meski aslinya tubuhku sangat berat karena
tekanan roh itu. Kuatur napasku dan kukerahkan tenagaku untuk berkonsentrasi
pada satu aura.
‘Hyung’
‘Deg’
Ada yang
memanggilku. Kucoba lebih berkonsentrasi dan membalasnya.
‘Kangin ah.’
‘Ne, hyung.’
‘Deg’
Ternyata
benar dugaanku. Aku agak terhuyung karena tenagaku benar-benar dikuras. Aku
merasa ada yang basah di philtrumku.
‘Kangin ah, jebal, jangan sekarang. Aku tak
kuat menahan tekananmu. Di sini terlalu banyak aura.’
‘Hyung, tolong aku.’
‘Jebal Kangin ah, hentikan dulu.’
‘Arrasseo. Tapi kau harus menolongku hyung.’
‘Ne, lepaskan aku sekarang’
Aku merasa
roh Kangin semakin menjauhiku. Kontakku terputus. Peluhku membanjir. Ketika
kubuka mataku, kulihat wookie tengah mengelap darah yang keluar dari hidungku
dengan tatapan cemas. Tidak hanya wookie, tapi yang lain juga menatapku cemas.
Aku terhuyung dan langsung ditangkap (?) Siwon. Aku memang masih sadar, tapi
aku benar-benar lemas. Aku dipapah menuju salah satu kamar. Begitu memasuki
kamar itu, aku merasa kesadaranku semakin hilang hingga tinggal kegelapan.
0o0
Eeteuk POV
‘Bruk’
Aku menoleh
kaget. Begitu juga yang lainnya. Yesung tiba-tiba memegang jantungnya dan
meraba-raba udara dengan mata tertutup.
“Yesung ah,
gwaenchana?”, kugoyang tubuhnya. Entah kenapa aku sangat cemas.
“Berisik,
diamlah.”, dia membentakku. Kami memandangnya cemas. Peluh keluar dari tubuhnya.
Dia mengeryitkan dahi berkali-kali. Dia sempat terhuyung, namun dengan cepat
aku menahannya. Entah apa yang dia lakukan. Darah mulai keluar dari hidungnya. Ryeowook
mengelap darah itu. Beberapa saat kemudian dia membuka matanya. dia kembali
terhuyung, namun aku kembali menahannya. Darah kembali keluar dari hidungnya.
Aku dan dongsaengku membawa Yesung ke salah satu kamar. Tapi sampai kamar dia
malah pingsan.
“Aish, dia
ini kenapa?”, aku jengkel sekali melihatnya.
“Baru kali Yesung
hyung pingsan.”, kata Ryeowook sembari menyelimuti tubuh Yesung. Kami
memutuskan keluar dan meninggalkan Yesung yang tengah ditunggu Ryeowook. Saat
kami di luar, ternyata di sana sudah ada Ha Mun yang tengah berdebat dengan Heechul.
“Apa-apaan
ini oppa? Kalian memutuskan untuk tinggal di rumahku tanpa persetujuanku. Aku
tidak suka.”, dia marah-marah pada Heechul.
“Waeyo? Kau
harus ingat. Kau itu sedang hamil muda. Kami hanya ingin memastikan kau
baik-baik saja. arrasseo.”, kata Heechul tak mau kalah.
“Aish, itu
tak perlu. Aku bukan anak kecil.”, kata Ha Mun seraya berlalu hendak
meninggalkan kami, tapi buru-buru kucekal tangannya.
“Jangan
marah Jung hamun, ah ani, kim Ha Mun. kami di sini hanya ingin menjagamu.
Bukankah kata dokter hamil muda itu masih rentan terhadap keguguran. Kami hanya
ingin kau terlindungi. Bukankah dia juga anak dari saudara kami. Jadi ijinkan
kami tinggal di sini.”, kataku lembut. Kuhapus airmata yang mengalir di pipi Ha
Mun. dia terdiam dan masuk ke kamarnya.
“Hyung, Yesung
hyung sudah sadar.”, kata Ryeowook saat mengahampiri kami. Kami buru-buru masuk
ke kamar Yesung. Saat kami masuk, Yesung tengah minum air bening (ingat, air
itu bening lo yah, bukan putih, wkwkwkwk. #abaikan) dan dia masih setengah
berbaring.
“Hyung,
dugaanku ternyata benar.”, kata Yesung seraya menatapku. Telunjuknya menunjuk
keluar. “Dia benar Kangin.”
Kami kaget
dan berpandangan bingung.
“Aku belum
yakin tujuannya apa. Tapi yang jelas dia tadi minta tolong. Aku tak bisa
mengontaknya terlalu banyak. Karena aku harus berkonsentrasi terhadap satu aura
di banyak aura. Itu terlalu sulit hyung.”, dia menatapku. Dia terlihat pucat.
“Gwaenchana Yesung
ah. Pelan-pelan saja. Jangan paksakan dirimu. Kalau kamu tak kuat, hentikan.
Jangan siksa dirimu. Sekarang istirahatlah.”, kataku. Dia tersenyum padaku.
0o0
Kangin POV
Aku tak
menyangka Yesung hyung mempunyai bakat seperti itu. Aku menyadari itu saat
kemarin Heechul hyung mendobrak kamar Ha Mun. begitu hari ini mereka di sini,
aku langsung berusaha mengontaknya. Tapi dia menahanku untuk berbicara lebih
lama. Dia hampir saja pingsan saat aku meninggalkannya. Yesung hyung, harapanku
ada padamu. Aku tak mungkin meminta Ha Mun untuk merelakanku. Aku sungguh butuh
bantuan mereka.
‘Cklek’
Istriku
masuk sambil menggerutu.
“Aish,
yeobo. Hyungmu kurang kerjaan. Mereka bilang akan tinggal di sini dengan alasan
untuk menjagaku. Hash, bagaimana caraku untuk mengusir mereka.”, katanya seraya
duduk di sampingku.
“Jinja? Lalu
bagaimana dengan jadawal mereka?”, aku memandangnya lembut. ‘Bagus’. Aku berteriak
dalam hati.
“Setelah
kepergianmu, mereka akan vakum sementara dan akan comeback 1 bulan kedepan
untuk merilis 5jib mereka.” Dia menyandarkan kepalanya di bahuku.
“Hmmh,
biarlah. Lagipula aku tak bisa menjagamu sepenuhnya.”, aku membelai rambutnya.
“Aish,
kenapa oppa setuju. Jika mereka ada di sini, itu artinya waktu berduaan kita
berkurang oppa.”, dia melotot dan mempoutkan bibirnya.
“Sudahlah.
Kita bisa bagaimana lagi?”, kugenggam tangannya. “Apakah kau sudah makan?”
“Ani, aku
malas makan oppa. Tiap kali aku makan, aku merasa mual dan akhirnya muntah.”,
dia menatapku sendu.
“Ha Mun ah,
kau harus makan. Kau harus ingat. Sekarang kau tidak hanya menghidupi dirimu
sendiri, tapi disini,”, aku menyentuh lembut perut ratanya. “Di sini adanyang
lain yang harus kau hidupi.”
“Arra. Aku
akan makan. Oppa jangan kemana-mana. Tunggu aku di sini ya.”, dia beranjak
meninggalkanku.
“Mianhae
chaggi. Aku tak bisa menjagamu.”, kutangkupkan tanganku ke wajahku. Aku hanya
bisa bersedih melihatnya tanpa tau apa yang harus aku lakukan.
0o0
Heechul POV
Aku tengah
menata makan siang bersama Ryeowook dan kibum, ketika yeodongsaengku muncul.
Tiba-tiba di lari ke wastafel dan sukses muntah di sana.
“Yaa
gwaenchana?”, kuhampiri dia yang tengah membasuh mulutnya.
“Oppa,
jauhkan bau ikan itu dariku. Dan jika memang kalian berniat tinggal di sini,
ada yang harus kalian lakukan. Dilarang memakai parfum selama di rumah.
Dilarang masuk ke kamarku. Arrasseo.”, kami menganggukkan kepala.
“Hyuk,
singkirkan makanan yang berbau tajam.”, perintahku. Kutuntun Ha Mun ke meja
makan. Nampaknya dia mulai baikan. teuki hyung dan semua dongsaengku sudah
berkumpul di meja makan, kecuali Yesung.
“Dimana Yesung?”,
tanyaku.
“Di kamar.
Hyung aku ingin makan berdua dengan Yesung hyung.”, kata Ryeowook seraya
membawa dua piring penuh makanan. Kami yang melihatnya hanya bengong. Tapi kami
mengerti keadaan Yesung, dan kami memilih untuk diam.
“Yaikh,
menjijikkan. Nak kalau nanti kau sudah besar, jangan seperti dua ahjussi gila
itu ya.” Sambil berkata begitu, yeodongsaengku mengelus perutnya. Kami hanya
tersenyum melihat tingkahnya. Kami lalu mulai makan. Begitu pula dengan Ha Mun.
Aku lega karena akhirnya dia tidak lagi muntah.
‘Humpph’
Ha Mun
menutup mulutnya dan berlari ke wastafel. Dia memuntahkan apa yang baru saja
dia telan tadi. Seketika kami menghentikan makan kami dan mendekatinya.
“Yaa,
gwaenchana?”, tanyaku khawatir. Kuurut pelan punggungnya agar dia merasa
nyaman.
“Ne oppa.
Aku ingin istirahat sebentar.”, dia pergi meninggalkan kami. Wajahnya terlihat
pucat.
‘Braakk’
Kupukul meja
di depanku. Aku benar-benar frustasi melihat keadaannya sekarang . Aku tak bisa
melakukan apa-apa.
“Hyung”
Aku menoleh
saat suara Yesung memanggilku. Terlihat dia sudah tidak terlalu pucat.
“Ajaklah Ha
Mun keluar. Entah untuk apa. Aku ingin berkomunikasi dengan Kangin.”, kami
semua berpandangan mendengar apa yang dikatakan oleh Yesung.
“Arrasseo.
Aku akan mengajaknya ke dokter. Aku akan mengulur waktu sebanyak mungkin
untukmu. Berusahalah Yesung ah. Aku, ah ani, kami semua mengandalkanmu.”,
kataku menyemangatinya. Aku berlalu meninggalkan mereka.
0o0
Yesung POV
Aku menatap
kepergan heechl hyung dan dongsaengnya.
“Aku minta
semuanya keluar.”, kataku memecah keheningan.
“Mwo? Apa
yang akan kau lakukan? Apa kau pikir kami akan membiarkanmu sendirian?
Bagaimana kalau kamu pingsan?”, teuki hyung menolakku mentah-mentah.
“Hyung,
kalau di sini terlalu banyak orang aku malah bisa mati. Aku sudah memasang
kamera di ruang tamu ini. Kalian bisa melihatku dari luar. Dan jangan masuk
sebelum aku perintahkan, karena kalian bisa membuatu dalam kesulitan. Kalian
bisa masuk jika aku sudah memberi kode atau kalau aku pingsan. Oke.”, kataku
pada mereka. “Jebal. Ini semua demi Kangin dan Ha Mun. Kalian sayang kan pada Kangin?”
Sengaja aku
menggunakan kata-kata itu untuk meyakinkan mereka. Mereka mengangguk dan
meninggalakanku. Aku berkeliling di ruangan ini. Tak kurasakan kehadiran Kangin
di ruang ini. Ah, mungkin di kamar Ha Mun. bergegas aku melangkah ke kamarnya.
“Kangin ah,
aku tau kau ada di sini. Ikutlah aku. Ada yang ingin kutanyakan.”, aku
melangkah keluar dari kamar itu dan menuju ruang tamu. Akun merasakan kehadiran
roh Kangin. Rupanya dia sudah ada disini. Mulai kupejamkan mataku. Kuangkat
tanganku untuk menangkap auranya. Mulai aku mengontaknya.
‘Kangin ah’
‘Ne hyung’
‘Jadi ini benar-benar kau?’
‘Ne hyung’
‘Bisakah aku bertanya padamu?’
‘Hyung bantu aku’
‘Jamkkamman. Bagaimana kau bisa ada di
sini?’
‘Aku juga tak tau hyung’
‘Apakah kau akan mengganggu kehidupan
istrimu?’
‘Ani hyung. Justru dialah yang menarikku ke
sini.’
‘Apa maksudmu?’
‘Aku sendiri masih bingung hyung’
Aku diam
sejenak untuk mengatur napasku yang mulai terengah.
‘Apa kau tak ingin kembali ke duniamu?’
‘Sangat hyung. Tapi aku tak tau bagaimana
caranya.’
Aku agak
terhuyung. Aish, meskipun sekarang hanya Kangin yang ada di sini, tapi dengan
adanya tekanan roh Kangin yang tengah bersedih, tetap mebuatku kewalahan.
Kuatur serileks mungkin napasku.
‘Hyung, gwaenchana?’
‘Ne, Kangin ah’
‘Sepertinya ini semua bermula dari buku tua
itu.’
‘Buku?’
‘Ne hyung. Buku tua berwarna coklat kusam. Ha
Mun menulis permintaannya di situ.”
‘Dan terkabul?’
‘Ne hyung. Buktinya aku sekarang di sini.’
‘Lalu apa yang bisa kulakukan? Membakar buku
itu?’
‘Ani hyung, bujuklah istriku agar mau
melepasku. Bujuk dia agar merelakanku.’
‘Dan menulis di buku itu?’
‘Ne hyung’
‘Kenapa kau bersedih Kangin ah?’
‘Kau tau hyung?’
‘Aura kesedihanmu menekanku begitu kuat’
‘Mian hyung. Aku sedih karena Ha Mun tak
bisa merelakan kepergianku.’
‘Hmmh’
‘Jika aku tak kembali dalam waktu tiga hari,
terhitung dari kemarin, aku akan lenyap hyung.’
‘Mwo? Apa maksudmu?’
‘Rohku akan lenyap. Dan itu artinya aku tak
akan da di dunia manapun.’
Aku kaget.
Tubuhku kembali terhuyung. Kali ini tak bisa menahannya. Aku jatuh terduduk
di... untunglah aku jatuh tepat di sofa. Kurasakan ada sesuatu yang asin di
mulutku. Darah? Aish, pasti sekarang aku sudah mimisan. Aku harus tahan ini
sampai selesai. Aku tak boleh menghentikan ini. Kembali kuatur napasku.
‘Teruskan Kangin ah.’
‘Oleh karena itu aku meminta kalian untuk
membujuk istriku agar dia mau melepasku.’
‘Arrasseo
Kangin ah’
‘Hyung jaga dia untukku. Jagalah bayiku.’
‘Ne Kangin ah. kami akan menjaganya.’
‘Terimakasih hyung. Aku akan menjauhimu dulu.
Kau berdarah orang aneh.’
‘Yaa, kau mau mati?’
‘Aku kan memang sudah mati. Kau lupa?’
‘Aish, tunggu aku di duniamu. Akan kutantang
kau.’
‘Ne hyung. Kutunggu kau.’
Perlahan aku
merasakan roh Kangin meninggalkanku. Kubuka mataku berat. Aku merasa sangat lemas.
Baru kali ini aku berbicara dengan roh begitu lama. Kulambaikan tanganku ke
arah kamera. Mataku berkunang-kunang. Aku harus bertahan dan tak boleh membuat
mereka cemas. Kudengar suara gedebuk orang berlari.
“Yaa, Yesung
ah.Gwaenchana?”
0o0
Eeteuk POV
Aku terpaksa
keluar. Ryeowook menepuk punggungku pelan.
“Hyung,
tenanglah. Percayalah pada Yesung hyung.”, aku tersenyum padanya. Kulihat di
dalam LCD, Yesung mulai menutup mata. Kami hanya diam, menahan napas. Selang
beberapa saat kulihat dia terhuyung. Aku sudah akan berlari ke dalam. Tapi tangan Sungmin mencegahku dan membuatku
kembali duduk. Kulihat darah telah keluar dari hidung Yesung. Aish, aku sungguh
bingung. Aku tak ingin slah satu dongsaengku menderita. Yesung terduduk di
sofa. Aku kembali berdiri.
“Ini sungguh
gila. Apa dia mau bunuh diri.”, tangan Siwon dan Shindong memegangku erat.
“Sebenarnya apa yang kalian lakukan? Aish, lepaskan aku. Kau mau Yesung
menyusul Kangin eoh?”
“Hyung
tenanglah. Ingat pesan Yesung hyung.”, kata Ryeowook. Ah, aku benar-benar
frustasi. Yesung melambaikan tangannya. Kuanggap itu adalah panggilan agar kami
masuk. Kami berlarian masuk ke rumah.
“Yaa, Yesung
ah. Gwaenchana?”, aku memegang tangannya. Dia menutup matanya. “Ryeowook ah,
ambil air bening (wkwkwwkk), Shindong ambil handuk. Kyu ambil tisu.”
“Hyung
gwaenchana.”, bisik Yesung lirih.
“Diam
pabo.”, bentak aku kesal. Kurebut handuk
yang dibawa Shindong dan ku usap keringat yang membanjir di wajah Yesung. Kyuhyun
mengusap darah yang keluar dari hidung Yesung.
“Hyung, aku
hanya capek. Roh Kangin menekanku kuat. Air.”, lengan Yesung terulur. Buru-buru
Ryeowook memberikan air ke tangan Yesung. Yesung membuka matanya. Dia sangat
pucat. Dia meneguk air yang diberikan Ryeowook. “Hyung carilah buku semacam
buku permohonan berwarna coklat kusam di kamar Ha Mun.”
“Buku?”, aku
mengeryitkan dahi, heran.
“Ne,
sepertinya semua bersumber dari buku itu.”, dia kembali menutup matanya. “Hyung, bantu aku ke kamar. Aku ingin
istirahat. Aku sangat lelah. Tak pernah aku berbicara begini lama dengan roh.”
Aku bersama Siwon
memapah Yesung ke kamarnya. Semua mengikutiku ke kamar tempat Yesung, aku dan Ryeowook
berbagi kamar. Kubaringkan Yesung di ranjangnya dan hankyung menyelimutinya.
“Hyung.
Sekaramg roh Kangin ada di kamar Ha Mun. Dia menginginkan kita membantunya.”,
dia berbicara lirih dengan mata terpejam. “Tadi aku...”
“Diam pabo.
Kau berisik. Tidurlah.”, kupotong perkataannya. Dasar bocah ini, bagaimana bisa
dengan mata tertutup, masih saja ngoceh tak jelas. Tak lama kemudian dia sudah terlelap. Kami
semua hanya terdiam memandangnya.
“Kau tau,
predikatnya sebagai the weirdest prince sangat cocok. Dia benar-benar sulit
dipercaya.”, kata hankyung dengan logat anehnya memecah keheningan.
0o0
TBC
^^
BalasHapus